26.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaBerita UtamaIstimewa, Desa Wisata Bonjeruk Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia

Istimewa, Desa Wisata Bonjeruk Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia

Pasar Bambu yang menjadi salah satu tempat kuliner favorit di desa Bonjeruk, Minggu (23/10/2021). (Inside Lombok/Ida Rosanti)

Lombok Tengah (Inside Lombok) -Desa wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) masuk dalam 50 desa penerima anugerah Desa Wisata Indonesia. Anugerah tersebut diterima lantaran Bonjeruk berhasil mengembangkan potensi sumber daya alamnya yang cukup banyak.

Ketua Pokdarwis Desa Bonjeruk, Usman mencontohkan potensi tersebut tidak terbatas pada panorama alam dengan hamparan persawahan yang memukau. Namun desa tersebut juga memiliki sejarah peradaban yang hingga saat ini masih dikenang.

Sebut saja Gdeng Belek (rumah besar) yang berada di pusat pemerintahan Desa Bonjeruk. “Gdeng Belek dibangun tahun 1933 saat Bupati pertama Loteng, L. Srinata masih menjadi kepala Distrik (pusat pemerintahan kecamatan). Ini juga adalah peninggalan sejarah,” ujar Usman, Sabtu (23/10).

Selain digunakan sebagai pusat pemerintahan, Gdeng Belek juga menjadi tempat tinggal kepala Distrik waktu itu. Hingga saat ini bangunan tersebut masih kokoh berdiri meskipun nilai sejarahnya mulai luntur seiring dengan adanya pemugaran.

“Memang ada pemugaran. Namun beberapa ruang masih utuh,” ujar Usman.

Selain itu, Desa wisata Bonjeruk juga menawarkan berbagai destinasi wisata dan kuliner seperti Geowisata, wisata alam persawahan, kuliner, pasar bambu dan jajanan tradisional. Bonjeruk sendiri ditetapkan menjadi Desa wisata sejak tahun 2018.

Sejak itu Pokdarwis mulai berbenah. Potensi alam yang sekiranya dapat menarik wisatawan dicoba dan dikembangkan. Hasilnya tidak sedikit dari potensi itu menjadi pilihan menarik untuk wisatawan dan keluarga, seperti Pasar Bambu yang mulai dikenal khalayak ramai sejak dua tahun lalu.

Pasar yang didirikan di antara rumpun-rumpun bambu tersebut menjadi tempat warga lokal menawarkan berbagai macam kuliner dengan sajian makanan khas a la Bonjeruk. Antara lain ayam merangkat, sayur bening, sambal terasi dan jajanan tradisional seperti jaje tujak, jaje erot dengan hidangan tuak manis sebagai pelengkap kuliner.

“Zaman dahulu ayam merangkat biasa disajikan saat melaksanakan adat perkawinan atau acara adat istiadat dan seni budaya. Namun sekarang sudah menjadi bagian pelengkap dari menu kuliner yang ada di Desa Bonjeruk,” ungkap Usman.

Pasar bambu dikelola oleh Pokdarwis bersama masyarakat sekitar. Ada sekitar enam pedagang yang berjualan di pasar bambu dengan menu yang berbeda-beda. Hasil penjualan 10 persen diserahkan kepada Pokdarwis untuk dikelola dan sisanya untuk pedagang.

Usman mengakui dukungan pemerintah daerah dan pemerintah desa cukup besar. Berkat dukungan itu Desa Bonjeruk kini sudah dikenal sebagai desa wisata. “Hal inilah yang menjadikan Desa Bonjeruk masuk 50 desa penerima anugerah Desa Wisata Indonesia,” pungkasnya.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer