Mataram (Inside Lombok) – Pelaksanaan umrah bagi jamaah asal Indonesia akan dimulai Desember ini. Meski sudah ada kepastian untuk pelaksanaan ibadah umrah, pelaku usaha travel haji dan umrah belum mendapatkan informasi secara resmi.
Hal itu dikatakan Direktur Travel Haji dan Umroh Muhsinin, Ahmad Muharis, Kamis (2/12) di Mataram. Ia menyebutkan, saat ini jamaah umrah yang sudah mendaftarkan diri melalui perusahaannya mencapai 250 orang.
Ratusan orang jamaah ini yang akan diberangkatkan tahun 2020 lalu. Namun karena pandemic Covid-19, maka ditunda hingga tahun 2021 ini. “Yang masih ditunda banyak itu sekitar 250 orang. Ini yang masih menunggu untuk diberangkatkan,” katanya.
Dengan adanya informasi pembukaan kembali pelaksanaan ibadah umrah tersebut, pihak travel akan menginformasikannya kepada para jamaah. Karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para jamaah sebelum dan sesudah diberangkatkan. Misalnya masalah vaksin Covid-19 dan pemberangkatan melalui satu pintu.
“Kapan pun pemerintah Arab Saudi dan Indonesia membuka pintu ibadah umrah, travel itu siap untuk memberangkatkan jamaah. Baik ada syarat maupun tidak ada syarat,” ujarnya.
Selain vaksin, pelaksanaan ibadah umrah di tengah pandemi Covid-19 saat ini, semua jamaah harus dikarantina selama lima hari saat sampai Arab Saudi. Sedangkan pada saat pulang jamaah harus dikarantina selama tujuh hari.
“Ini kan harus ada biaya tersendiri, dan ini harus kita sampaikan kepada jamaah. Sementara sekarang ini belum ada yang akan berangkat. Kita setia untuk menunggu. Kalau sudah jelas untuk karantina pada saat sampai dan pulang kita akan sosialisasikan,” jelasnya.
Ditegaskannya, jika jamaah siap dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan pemerintah, maka akan segera diberangkatkan. “Kita akan komunikasikan ke jamaah insyaallah minggu depan untuk syarat-syarat dan aturan ini,” tambah Haris.
Haris mengatakan, karena penundaan yang cukup lama, pihak travel tidak memberikan kembali biaya perjalanan umrah kepada jamaah, seperti jamaah haji yang bisa menarik BPIH yang sudah dibayarkan. Hal ini dilakukan karena dikhawatirkan semua jamaah akan mengambil biaya tersebut. Sementara semua biaya yang dikeluarkan para jamaah sudah digunakan untuk membayar semua biaya selama pelaksanaan ibadah umrah.
“Sementara ini kita tidak memberikan peluang. Karena kalau kita berikan peluang satu akan merembet. Karena uangnya sudah kita bayar untuk akomodasi jamaah,” tegasnya.
Biaya pelaksanaan ibadah umrah yang sudah terkumpul untuk ratusan orang tersebut yaitu sekitar Rp6 miliar. “Kita dapat uang dari mana kalau enam miliar. Tapi kalau kita berikan satu dua orang ya kami siap. Dan yang lain minta keadilan nanti,” kata Direktur Travel Muhsinin.
Sebelumnya, pada saat pembukaan ibadah umrah akhir 2020 lalu, ratusan jamaah tersebut sudah ditawarkan. Namun tidak mau diberangkatkan karena syarat dan aturan yang harus dipatuhi terlalu banyak.
“Sebenarnya, jamaah kita ini mau berangkat kalau sudah normal,” pungkasnya. (azm)