Lombok Barat (Inside Lombok) – Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat diminta tetap waspada terhadap anomali cuaca ekstrem hingga Maret 2022 mendatang. Puncak musim hujan dengan intensitas tinggi di Lombok Barat sendiri diprediksi akan terjadi pada Januari nanti.
“Potensi peningkatan ini, kemungkinan akumulasi curah hujan dalam satu bulan,” beber prakirawan iklim BMKG Kediri, Restu Patria Megantara saat dikonfirmasi Senin (13/12/2021).
Potensi curah hujan dengan intensitas tinggi mencapai 216 milimeter, seperti yang terjadi pada Senin (06/12) lalu mungkin terjadi lagi. Dari pengamatan yang dilakukan tim BMKG, potensi itu diprediksi bisa terjadi hingga dua bahkan tiga hari berturut-turut pada Januari mendatang.
“Kami perkirakan puncaknya itu Januari nanti, karena ada fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan meningkat. Maka, potensi bencana hidrometeorologi juga bisa meningkat,” ungkapnya.
Ia meminta Pemda bersama pihak terkait dan masyarakat untuk tetap waspada. Terutama dengan menyiapkan langkah antisipasi dan mitigasi bencana, sebagai upaya menghindari peristiwa yang lebih parah dari bencana banjir dan longsor yang terjadi di sebagian wilayah Lobar dan Pulau Lombok secara umum pada 6 Desember lalu.
“Jadi bisa lakukan antisipasi dan siapkan langkah mitigasi, terutama daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor. Karena cuaca ekstrem seperti Senin (06/12) lalu bisa saja terulang,” pesannya.
Diterangkan, dari pantauan yang dilakukan bersama timnya, cuaca yang tidak menentu ini diprediksi bisa berlangsung hingga Juni 2022. “Dari pantauan kami, ini masih cukup kuat sampai tahun depan,” tutupnya. (yud)