29.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaRibuan Anak Usia 6-11 Tahun di Lobar Tervaksin Covid-19

Ribuan Anak Usia 6-11 Tahun di Lobar Tervaksin Covid-19

Lombok Barat (Inside Lombok) – Vaksinasi Covid-19 bagi anak di Lombok Barat (Lobar) mulai dijalankan pada Sabtu (18/12) kemarin. Tercatat 1385 anak usia 6-11 tahun dari 16 Sekolah Dasar (SD) sederajat sudah tervaksin di sembilan kecamatan.

“Launching ini berlangsung di sembilan kecamatan, hampir 15 Puskesmas yang melaksanakan,” kata Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. H. Ahmad Taufik Fathoni saat ditemui di SDN 1 Gerung Utara, Sabtu (18/12/2021).

Diterangkan, hanya kecamatan Kuripan yang belum memulai vaksinasi anak pada akhir pekan kemarin. Lantaran pihak Puskesmas dan kecamatan masih melakukan sosialisasi ke sekolah yang ada di wilayah tersebut.

Dinas Kesehatan Lobar pun menyiapkan 1000 dosis untuk vaksinasi anak hari pertama. Ditambah dengan stok vaksin yang diberikan oleh BIN NTB sekitar 750 dosis.

Di SDN 1 Gerung Utara, vaksinasi menyasar murid dari kelas II hingga kelas VI. Lantaran kelas I belum boleh mengikuti vaksinasi. Karena mereka baru saja menerima imunisasi Bias. Sehingga untuk menjaga reaksi vaksin tetap baik dan aman dalam tubuh, maka butuh jeda untuk bisa menerima vaksin Covid-19.

“Kareka vaksin Covid-19 ini kan vaksin baru, baru setahun ini. Penelitian untuk boleh digabung dengan vaksin yang lain itu belum ada, jadi kita ambil amannya,” jelas Fathoni.

Setidaknya, kata dia, jeda untuk anak-anak yang baru menerima vaksin lain untuk kemudian boleh menerima vaksin Covid-19 minimal 14 hari. Tetapi waktu yang paling aman disebut Fathoni setidaknya sebulan setelah menerima vaksin lain tersebut.

“Alhamdulillah aman, anak-anak yang divaksin tidak ada efek samping yang berarti. Bahkan mereka langsung main-main setelah observasi 30 menit,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 1 Gerung Utara, Sabariah menuturkan hampir seluruh orang tua murid mendukung anaknya untuk segera divaksin dan tidak ada penolakan. Karena pihak sekolah sudah lama memulai sosialisasi pentingnya vaksinasi. Bahkan, mereka berbondong-bondong datang untuk mendampingi anaknya saat vaksinasi.

“Murid kita di sini jumlahnya 520 orang, tapi yang vaksin Covid hari ini (Sabtu, red) mulai dari kelas II. Karena kelas I baru selesai imunisasi Bias,” terang Sabariah.

Vaksinasi untuk anak SD ini pun diakuinya sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan diri. Supaya tahun depan dapat memulai pembelajaran tatap muka secara penuh, tanpa perlu menerapkan sistem shift seperti yang berlangsung saat ini.

“Karena kami di sini sebagai sampel, kami sudah mulai tatap muka sejak tahun lalu dengan sistem shift. Untuk dapat persyaratan belajar tatap muka penuh, itu kan harus sudah vaksin,” paparnya.

Sejauh ini, kata dia, ada sekitar 300 lebih anak muridnya yang harus belajar bergiliran setiap harinya. Sehingga mereka mulai merasa jenuh dan berharap dapat melaksanakan pembelajar tatap muka secara penuh dan serentak.

Selama proses tatap muka dengan sistem sif itu, ketika ada murid yang suhu tubuhnya diatas 37 derajat diharuskan beristirahat di rumah. Aturan serupa berlaku juga untuk para guru. Bila mereka sedang ada gejala flu dan demam, maka anak muridnya harus belajar dengan sistem BDR.

“Bagi anak-anak yang suhu tubuhnya diatas 37 derajat, itu kami minta pulang istirahat, kami minta dijemput orang tuanya,” bebernya.

Dama, salah seorang murid SDN 1 Gerung yang mengikuti vaksinasi hari pertama pun mengaku awalnya takut. Namun, setelah disuntik, ia justru tidak merasa sakit. Sehingga mengajak teman-temannya yang lain untuk tidak perlu takut divaksin.

“Awalnya takut, kirain sakit. Tapi sekarang tidak apa-apa, tidak ada rasa sakit,” tutup Dama. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer