33.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaBanyak Peminat, RSUD Kota Mataram Cari Tempat Realisasikan Program Bayi Tabung

Banyak Peminat, RSUD Kota Mataram Cari Tempat Realisasikan Program Bayi Tabung

Mataram (Inside Lombok) – Pelayanan program bayi tabung yang direncanakan RSUD Kota Mataram belum bisa direalisasikan. Pasalnya, saat ini rumah sakit milik Pemda Kota Mataram tersebut belum memiliki ruangan khusus yang dibutuhkan.

Direktur RSUD Kota Mataram, dr. hj. Eka Nurhayati mengatakan sebelumnya rumah sakit sudah menyiapkan ruangan khusus di Graha Mentaram untuk pelayanan kesehatan khusus tersebut. Namun karena bencana gempa yang terjadi, ruangan dan beberapa alat yang sudah disiapkan untuk program bayi tabung tersebut rusak.

“Dulu di lantai lima rencananya kita di Graha. Tapi kan karena gempa, hancur alat-alat itu jatuh, dan sekarang kita lagi mencari tempat yang memenuhi syarat untuk membuat (program) itu lagi,” katanya.

Diterangkan, area yang disiapkan harus di kawasan rumah sakit karena akan terintegrasi dengan ruangan ICU, operasi dan laboratorium. “Kalau di Graha lantai lima tidak berani lagi kita,” ujarnya.

Sementara terkait pasutri yang berminat dengan program bayi tabung ini, ia mengatakan cukup banyak. Terlebih sampai saat ini belum ada rumah sakit lain yang memfasilitasi pelayanan serupa di NTB, hingga beberapa pasien masih harus dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.

“Banyak banget yang daftar. Ada yang beberapa sudah keluar daerah. Yang saya kirim keluar daerah karena yang disini belum ready, dan mereka sudah usia. Jadi ya saya rujuk, ada yang ke Bali, Bandung, Surabaya,” katanya.

Eka menegaskan, program bayi tabung di NTB sangat potensial. Di mana program tersebut sangat ditunggu oleh pasangan suami istri (pasutri) yang belum memiliki keturunan.RSUD Kota Mataram sudah menargetkan program ini bisa terealisasi beberapa tahun silam.

“Cuma kan karena kendala tempat kita jadi belum bisa memulai dulu. Ya target itu sudah tahun-tahun kemarin. Kalau bisa hari ini, ya hari ini,” jelas Eka. Masalah anggaran juga diakui menjadi penghambat realisasi program tersebut. Misalnya, untuk alat-alat yang dibutuhkan saja anggaran yang perlu disiapkan di atas Rp5 miliar.

“Untuk segitu membuat (program) bayi tabung itu dari awal besar sih anggarannya. Dari alat-alat di atas Rp5 miliar. Kalau Rp5 miliar itu hanya untuk laboratorium dan belum penunjang,” ungkapnya.

Selain alat, program bayi tabung juga membutuhkan tenaga ahli. Alat-alat yang ada saat ini perlu diperbaiki akibat gempa yang terjadi empat tahun lalu. Jika RSUD Kota Mataram merealisasikan program bayi tabung, maka akan menjadi satu-satunya rumah sakit di NTB yang memfasilitasi pelayanan kesehatan tersebut.

“Kita butuh tempat, butuh melatih tenaga, alat-alat harus dikalibrasi ulang. Karena kan kemarin kena gempa itu rusak semua dan ada beberapa yang sudah diperbaiki alatnya,” tegasnya.

Sementara terkait biaya yang harus dikeluarkan pasutri untuk bisa memprogramkan bayi tabung mencapai Rp50 juta. “Untuk laboratoriumnya saja itu Rp50 juta. Proses sampai dia positif dan embrio ditanam di rahim ibunya. Biaya prosesnya segitu kira-kira. Karena obatnya yang mahal di Indonesia,” pungkas Eka. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer