Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat penduduk miskin di NTB menurun sebesar 0,31 persen dari periode Maret – September 2021. Penurunan ini seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi NTB yang tumbuh positif.
Kepala BPS provinsi NTB, Wahyudin menerangkan penduduk miskin di NTB pada September 2021 ada sekitar 13,83 persen. Penduduk miskin ini menurun 0,31 poin persen jika dibandingkan di Maret 2021 yang penduduk miskinnya sebesar 14,14 persen.
Dari penurunan persentase penduduk miskin periode Maret ke September 2021, bahkan secara year on year mengalami penurun 0,40 persen dari September 2020 sebesar 14,23 persen menjadi 13,83 persen di September 2021.
“Kita bisa melihat bagaimana perkembangan penduduk miskin dari sebelum masuknya Covid-19 sampai sekarang ini semakin membaik,” tutur Wahyudin, Senin (17/1).
Angka penduduk miskin di September 2021 sama dengan posisi September 2019. Di mana sebelum masuknya covid-19 jumlah penduduk miskin NTB 13,83 persen, setelah mengalami 2 tahun covid-19 jumlah penduduk miskin sama 13, 83 persen perbedaanya hanya 0,05 poin persen.
“Sebelum masuk covid itu posisinya sama. Data terakhir kita dari 13,83 ada sekitar 735,30 ribu orang menurun sekitar 11,4 ribu jiwa dibanding Maret 2021 746,66 jiwa atau orang,” terangnya.
Jika melihat angka kemiskinan dari garis kemiskinan makanan dan non makanan pada September 2021. Di mana garis kemiskinan dari makanan 74,42 persen dari total garis kemiskinan dan non makanan 25,58 persen. Karena memang melihat disini komoditi makanan sangat mempengaruhi garis kemiskinan.
“Selama periode Maret – September 2021 garis kemiskinan naik 4,30 persen atau dari Rp423.505 perkapita perbulan Maret 2021 menjadi Rp441.711 perkapita perbulan September,” jelasnya.
Komposisinya garis makanan jauh lebih besar dari non makanan. Di mana garis kemiskinan pada September 2021 dari garis makanan Rp328.699 dan non makanan Rp113.012. “Jadi kalau kita lihat perubahan Maret 2021 sampai dengan September 2021 untuk garis kemiskinan dari makanan ada naik 3,23 persen dan non makanan 7,55 persen,” ujarnya.
Sementara itu, perubahan rata-rata pengeluaran kapita pada desil 2 Maret – September 2021 itu mengalami peningkatan 3,90 persen. Jika melihat dari sisi perkotaan juga mengalami peningkatan 4,43 persen sedangkan pedesaan 3,70 persen.
“Rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin di NTB pada September 2021 sebesar 3,70 orang. kalau kita menggunakan data ini kita bisa menghitung garis kemiskinan di NTB perumah tangga Rp441.711. Ketika rumah tangga dibawah garis kemiskinan ini otomatis itu menjadi rumah tangga miskin,” jelasnya. (dpi)