27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaPergerakan Usaha Belum Sebanding dengan Serapan Tenaga Kerja

Pergerakan Usaha Belum Sebanding dengan Serapan Tenaga Kerja

Mataram (Inside Lombok) – Sektor usaha mulai menggeliat seiring dengan pemulihan ekonomi yang semakin membaik. Sayangnya, serapan tenaga kerja masih terbilang minim dibanding pergerakan positif untuk pemulihan ekonomi tersebut.

“Dengan tumbuhnya usaha itu otomatis menyerap tenaga kerja, kita harus optimis. Terserap 1 persen saja sudah lumayan,” kata Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) NTB, Yustinus Habur, Rabu (2/2).

Serapan tenaga kerja ditengah kondisi pengusaha yang sedang berusaha bangkit diakui belum banyak. Pasalnya, kondisi usaha dalam tahap pemulihan setelah 1 tahun lebih setelah terdampak pandemi Covid-19, ditambah dengan pembatasan-pembatasan yang diberlakukan pemerintah.

“Pengusaha sudah berbuat maksimal untuk menghidupkan usahanya. Kita harus optimis bisa banyak yang terserap tenaga kerja ini,” ungkapnya.

Selain itu perlu juga dilakukan penguatan kapasitas tenaga kerja agar penempatan mereka bisa lebih luas. Tidak hanya berkutat pada satu kemampuan saja, melainkan dapat lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

“Kita tripartit sudah punya program untuk pelatihan-pelatihan itu, tapi ya mungkin anggarannya yang belum keluar. Harapannya sudah direncanakan. Tripartit itu dari pengusaha, pemerintah, dan pekerja,” ungkapnya.

Pihaknya berharap pemerintah bisa mendorong pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas tenaga kerja tersebut. Pasalnya kebutuhan setiap perusahaan untuk tenaga kerja disesuaikan dengan kapasitas tenaga kerja yang ada.

Sayangnya, pelatihan-pelatihan yang ada diakui belum bisa berjalan maksimal. Pemerintah harusnya mendorong itu (peningkatan kapasitas, red). Kalau menyangkut anggaran, sekarang kan anggaran digunakan untuk hal-hal lain. Jadi belum banyak dilakukan,” terangnya.

Padahal dari pengusaha sendiri sebenarnya semangat mendorong peningkatan kapasitas tenaga kerja. Tetapi diharapkan jangan ada kepentingan kelompok atau pribadi instansi yang berkaitan ikut dalam memberikan pelatihan kepada tenaga kerja ini.

“Jadi doronglah, usaha-usaha ini sehingga penyerapan tenaga kerja lebih banyak. Pemerintah perlu memberikan perhatian sama pengusaha. Karena kadang-kadang ada oknum-oknum ini menghalangi usaha berkembang,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi menegaskan pentingnya inovasi dan terobosan untuk memperkuat pekerja lokal, agar menjadi pelaku utama dalam mengisi kesempatan kerja di daerahnya. Terutama pada sektor pariwisata.

Dicontohkan seperti PT. ITDC yang baru saja mempekerjakan 3.000 orang untuk hotel bintang 5, sirkuit dan pegawai kantor berada di bawah badan usaha milik negara yang mengelola KEK Mandalika tersebut. “Jika sektor pariwisata jalan, maka sektor-sektor pendukung lainnya akan terdampak. Dengan demikian, diperkirakan akan menyerap akan lebih banyak,” ujarnya.

Disnakertrans NTB sendiri menargetkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTB 2022 bisa mencapai di bawah 3 persen. Sementara capaian TPT NTB 2021 sebesar 3,01 persen. Angka tersebut masih jauh melampaui target RPJMD sebesar 3,30 persen dari jumlah angkatan kerja.

“Untuk bisa menurunkan angka pengangguran terbuka tersebut, perlu ada terobosan dan inovasi di tengah situasi sulit ini,” ungkapnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer