Lombok Barat (Inside Lombok) – Bapenda Lobar akan tetap memasukkan rumah-rumah warga yang dimanfaatkan sebagai homestay sebagai sasaran penarikan pajak. Hal tersebut seiring dengan rencana Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar menyediakan homestay berbasis warga di desa wisata, untuk menampung tamu MotoGP.
“Walaupun tidak ada izin, kalau dia beroperasi tetap kita kenakan (pajak) itu,” kata Kepala Bapenda Lobar, Suparlan saat ditemui belum lama ini.
Menurut dia, adanya wacana ini harus dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan dan mengembangkan desa wisata yang ada. Sekaligus membantu membangkitkan perekonomian masyarakat setempat.
“Ini juga kan kita bekerjasama dengan desa, ini tetap kita lakukan (penarikan pajak). Karena semakin besar kita dapatkan, maka akan semakin besar DPA-nya kembali ke desa. Jadi ini akan berimbas ke desa,” papar Suparlan.
Ia lebih jauh menjelaskan, besaran pajak yang harus dibayarkan itu nantinya sama dengan pajak hotel dan restoran lainnya yang sudah lebih dulu ada. “Itu sebagai dasar kita, kan kita ndak bisa mau menambah atau mengurangi, nanti salah kan,” imbuh dia.
Sehingga pihaknya pun akan melakukan sinkronisasi data yang dimiliki Dinas Pariwisata (Dispar) terkait berapa homestay baru yang akan disediakan desa wisata yang ada. Termasuk juga dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) terkait potensi pengembangan desanya. Kemudian timnya akan turun untuk melakukan uji petik.
“Kita kan rutin lakukan uji petik ke hotel, restoran dan homestay yang ada. Bahkan, untuk triwulan pertama ini kita harus turun untuk lakukan pengecekan,” beber Suparlan. Hal tersebut dirasa perlu lantaran hotel di kawasan Senggigi dikabarkan rata-rata sudah full booking, selama periode MotoGP. Hal itu, kata dia, untuk memastikan kebenaran mengenai informasi tersebut.
Sebelumnya, Dispar Lobar menyebut ada sekitar 14 desa wisata di Lombok Barat dinilai layak untuk menyediakan homestay berbasis warga untuk menampung para penonton MotoGP. Dispar pun telah menerjunkan tim untuk lalukan pendataan, termasuk para Pokdarwis di masing-masing desa.
“Homestay itu ada dua sebenarnya, homestay industri dan homestay berbasis masyarakat, yang ini yang sedang kita data,” jelas Sekretaris Dispar Lobar, Khalid.
Untuk standarisasi kelayakan homestay berbasis warga sendiri meliputi standar kebersihan, akses air bersih, hingga akses menuju lokasi dan yang lainnya. Yang harus disesuaikan dengan standarisasi kelayakan dari Kemenparekraf.
Sehingga untuk membantu promosi homestay yang direncanakan tersebut, pihaknya akan coba menggaet wisatawan melalui berbagai event dan atraksi budaya. Termasuk event yang akan digelar selama seri balap MotoGP berlangsung Maret mendatang. (yud)