33.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaProgram Kartu Prakerja Belum Efektif Serap Tenaga Kerja

Program Kartu Prakerja Belum Efektif Serap Tenaga Kerja

Mataram (Inside Lombok) – Program Kartu Prakerja yang ditujukan untuk membantu masyarakat dinilai masih belum tepat sasaran. Pasalnya, penerima bantuan tersebut seringkali bukan pekerja yang terkena PHK atau dirumahkan, khususnya selama pandemi Covid-19.

Kendati demikian, pemerintah terus memperpanjang program tersebut, meskipun belum cukup efektif menyerap tenaga kerja. Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mataram (Unram) Firmansyah menyebut indikator keberhasilan program tersebut bisa dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap dari sebuah pelatihan program prakerja.

Diketahui, kondisi saat ini menyulitkan pencari kerja untuk dapat bekerja di perusahaan, bisa saja terserap tetapi terbatas. Dengan begitu peserta program diproyeksikan dapat membuka lapangan kerja baru. Namun tujuan ini juga masih cukup sulit dengan pandemi Covid-19 yang masih mengganggu pergerakan ekonomi secara umum.

“Kalau ditanya ada dampak terhadap perekonomian, kalau seandainya bisa efektif menghasilkan lapangan kerja baru bagi masyarakat itulah indikatornya,” jelas Firmansyah, Kamis (10/2).

Program kartu prakerja yang diluncurkan oleh pemerintah ini, tidak diketahui pola melatihnya seperti apa. Apakah pendampingan bisnis atau hanya melatih keahlian. Pola program tersebut yang dinilai Firmansyah kurang efektif, sehingga membutuhkan semacam ekosistem industri agar bisa menyerap tenaga kerja.

“Pemerintah harus bangun dulu semacam kawasan industri, entah itu perdagangan, jasa atau manufaktur. Baru kemudian masyarakat yang dilatih dan mereka yang dilatih ditempatkan di situ,” tuturnya.

Ia menilai, pelatihan secara online yang diberikan melalui program Prakerja itu dapat juga diakses melalui media seperti YouTube. Di mana masyarakat dengan mudah menonton dan mempraktekan langsung, bahkan semua jenis pelatihan dapat diakses dengan lebih mudah.

“Bukan mau meremehkan (program pemerintah), tapi semua pelatihan dan mau pelatihan seperti apa itu sudah ada di YouTube. Harusnya itu, pasarnya disiapkan baru mulai memberikan pelatihan,” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer