26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaHarga BBM Non Subsidi Mulai Naik

Harga BBM Non Subsidi Mulai Naik

Mataram (Inside Lombok) – Harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi mengalami kenaikan sejak 12 Februari kemarin . Penyesuaian harga tiga produk bahan bakar khusus (BBK) di antaranya untuk jenis Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite.

Kenaikan harga tersebut bervariasi untuk setiap daerah di Indonesia, yakni mulai dari Rp1.500 per liter untuk Pertamax Turbo hingga Rp2.650 per liter untuk Dexlite. Naiknya harga BBM non subsidi mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.

“Tercatat, harga minyak ICP per Januari mencapai 85 USD/barel, naik sekitar 17 persen dari harga ICP per Desember 2021. Ini kenaikannya berlaku secara nasional,” ujar Section Head Communication & Relations Pertamina Jatim Balinus, Arya Yusa Dwicandra, Selasa (15/2).

Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 13.500, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 13.200, dan Dexlite (CN 51) menjadi 12.150 per liter untuk wilayah DKI Jakarta, begitu juga dengan NTB atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen. Sebelumnya harga Pertamax Turbo Rp 12.000, Pertamina Dex Rp 11.150, dan Dexlite di harga Rp 9.500.

“Meski mengalami penyesuaian, harga Pertamax Turbo dan Dex series ini masih paling kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara,” terangnya.

Sementara itu, penyesuaian harga ini juga sudah sesuai regulasi Kepmen 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU). Untuk di wilayah Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara), yakni Provinsi Jawa Timur: Pertamax Turbo Rp13.500, Dexlite Rp12.150, dan Pertamina DEX Rp13.200. Bali untuk Pertamax Turbo Rp13.500, Dexlite Rp12.150, dan Pertamina DEX Rp13.200. Kemudian NTB: Pertamax Turbo Rp13.500, Dexlite Rp12.150, dan Pertamina DEX Rp13.200. Serta NTT: Pertamax Turbo Rp13.500, Dexlite Rp12.150, dan Pertamina DEX Rp13.200.

“Untuk BBM Non subsidi lainnya seperti Pertamax dan Pertalite tidak mengalami penyesuaian harga atau kenaikan harga,” katanya.

Di sisi lain, masyarakat menyayangkan kenaikan BBM non subsidi ini. Pasalnya, kenaikan harga BBM meskipun bukan subsidi masih memberatkan bagi masyarakat. Terlebih dalam kondisi seperti saat ini, belum bisa dikatakan baik-baik saja.

“Naik saja semua, tau kita lagi susah semua naik. Belum kemarin minyak goreng sekarang ada lagi BBM non subsidi naik. Semua mau naik, gaji masih aja tetep setengah,” kata salah seorang masyarakat Husnul Khotimah.

Ia menilai meskipun masyarakat memprotes dengan kenaikkan tersebut, tetap saja akan dinaikkan harganya oleh pemerintah. Kendati, baginya menjadi buah simalakama, lantaran mau tidak mau masyarakat tetap membeli meskipun harganya naik karena dibutuhkan.

“Kita mau protes juga percuma tetap naik, kita nggak beli tapi kita butuh gimana? Ibarat makan buah simalakama. Mau tidak mau beli, masa jalan kaki, mau beli tapi uang nggak cukup,” keluhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer