Lombok Barat (Inside Lombok) – Banyaknya perahu nelayan luar Senggigi yang memenuhi area pantai kawasan tersebut dikeluhkan wisatawan dan pelaku usaha. Pemerintah Desa Senggigi dan Pemda Lobar pun kembali menertibkan sekitar 200 perahu nelayan tersebut. Kondisi ini dinilai jadi persoalan yang tak kunjung menemui solusi.
Perahu-perahu tersebut diketahui banyak datang dari Kota Mataram. Di mana tahun lalu Pemda juga telah melakukan upaya serupa dan meminta para nelayan dari Kota Mataram membawa pulang kembali perahu mereka.
“Kita patrolikan petugas dari Satpol PP dan kepolisian di dua titik (depan Paragon dan Santosa) yang sering jadi tempat parkir nelayan-nelayan itu,” kata Kades Senggigi, Mastur saat dikonfirmasi, Kamis (17/02/2022).
Para petugas disiagakan selama empat bulan mulai Desember hingga Maret tahun lalu. Namun, saat para petugas kembali ditarik dari lokasi, para nelayan itu disebutnya kembali memarkirkan perahu mereka di sana.
“Untuk biaya operasional para petugas itu kita anggarkan dari APBDes Senggigi sebesar Rp46 juta,” beber dia. Karena persoalan ini telah terjadi bertahun-tahun tanpa ada solusi, Mastur berharap Pemda dapat terlibat membantu Pemdes Senggigi untuk menganggarkan biaya penjagaan personel Pol PP dan Kepolisian di lokasi.
“Kalau bisa, ada keterlibatan pemda untuk menganggarkan penjagaan tersebut. Jangan hanya desa yang dibebankan karena ini persoalan klasik setiap tahun,” ketus Kades Senggigi ini.
Terlebih kata dia, persoalan ini menyangkut soal destinasi wisata. Di mana Senggigi hingga saat ini masih menjadi kawasan wisata penyumbang PAD terbesar bagi Lobar.
“Selama ini kalau kita tidak layangkan surat, pemda tidak akan bergerak. Dan ini yang kita sayangkan,” tukasnya. Di sisi lain, ia menilai Pemerintah Kota Mataram pun terkesan sudah lepas tangan. Karena membiarkan masyarakatnya untuk terus memadati kawasan yang bukan wilayah mereka.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala UPTD Pelabuhan Senggigi, Herman Zulkifli yang menyampaikan harapan agar Pemkot Mataram dapat memberi atensi dan mencarikan solusi untuk para nelayannya. Karena persoalan ini turut berdampak bagi kunjungan wisatawan di pantai Senggigi, yang merasa terusik karena jejeran perahu yang memadati tepi pantai.
“Kita sudah berupaya menghalau para nelayan dari Pondok Prasi yang bertahan di pantai Senggigi. Guna menghidupkan kembali destinasi wisata unggulan Lobar ini, tapi hari ini belum berhasil,” ujar Herman melalui pesan Whatsapp.
Pihaknya pun akan kembali mengupayakan langkah lanjutan setelah berkoordinasi dengan Pemda Lobar dan Pemkot Mataram. “Untuk selanjutnya, kita mau laksanakan lagi Senin depan setelah koordinasi dengan Bupati dan Pemkot Mataram,” tandasnya. (yud)