25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaGejala Batuk Pilek Merajalela, Sempat Ada “Panic Buying” Obat-Obatan

Gejala Batuk Pilek Merajalela, Sempat Ada “Panic Buying” Obat-Obatan

Mataram (Inside Lombok) – Tingkat kesehatan masyarakat beberapa waktu belakangan mengalami penurunan. Gejala batuk pilek menjadi keluhan umum. Kondisi tersebut bahkan diikuti meningkatnya konfirmasi positif Covid-19 yang tercatat. Seiring dengan lonjakan kasus saat ini, penjualan obat-obatan dan vitamin di sejumlah apotek pun ikut meningkat.

Pemilik Apotek Dian, Baiq Dian Wirasandhi menyebut lantaran tingginya permintaan dari masyarakat akan obat-obatan, stok obat-obatan tertentu sering kosong di apotek. Selain itu pengiriman dari tingkat distributor dan produsen juga sedikit terhambat karena permintaan yang tinggi juga terjadi hampir di seluruh daerah.

Hal ini terjadi karena musim pancaroba dan juga ancaman varian baru Covid-19 yakni Omicron. “Apalagi gejala Omicron hampir sama seperti batuk flu pada umumnya. Sempat ada panic buying juga,” ujarnya, Kamis (17/2).

Sebagai antisipasi masyarakat dalam mencegah penularan kasus Covid-19 lebih luas, permintaan obat-obatan serta vitamin mengalami peningkatan dari biasanya. “Permintaan meningkat aneka vitamin, obat batuk, flu dan demam. Peningkatan penjualannya bisa mencapai empat kali lipat dari biasanya,” jelas Dian.

Selain obat-obatan permintaan tinggi, untuk permintaan masker masih stagnan. Menurutnya, hal ini karena kesadaran masyarakat akan penggunaan masker hingga kini tetap tinggi.

Permintaan masyarakat untuk masker tetap ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak pada awal pandemi bahkan sempat terjadi panic buying. “Karena sekarang masker ini sudah jadi kebutuhan, tetap ada yang beli,” ujarnya.

Senada, pemilik Apotek Al-Ikhlas Muhammad Ammar mengatakan, adanya ancaman Omicron masih menjadi kendala aktivitas masyarakat. Sejumlah obat-obatan permintaannya di masyarakat mengalami peningkatan, ditambah dengan kondisi cuaca saat ini banyak orang mengalami sakit.

Kendati, pada kondisi kian tingginya kasus Covid-19, hal ini menjadikan usaha apotek salah satu sektor hijau di tengah pandemi. Penjualan produk obat-obatan di apotek meningkat, baik jenis kimia maupun herbal seperti madu, jintan hitam, dan sebagainya.

“Iya, ada peningkatan penjualan di masa pandemi. Meningkat pesat, malah kita sering kehabisan stok untuk obat batuk tertentu,” katanya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer