Mataram (Inside Lombok) – Ketersedian minyak goreng di masyarakat masih banyak dikeluhkan lantaran persediaannya yang masih sering kosong di beberapa ritel. Polda NTB dan Dinas Perdagangan (Disdag) NTB pun melakukan pengecekan ke beberapa distributor untuk memastikan stok minyak goreng tersebut.
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto menekankan jika ada distributor yang kedapatan melakukan penimbunan minyak goreng maka ada dilakukan penindakan. Pasalnya, distribusi minyak goreng menyangkut dengan kebutuhan orang.
“Tentunya dilakukan tindakan-tindakan, karena ini merupakan hajat hidup orang untuk sehari-hari. Oleh karena itu akan dilakukan tindakan tegas oleh aparat. Untuk stok sendiri masih aman,” ujar Artanto, Rabu (23/2).
Berdasarkan hasil pantauan Satgas Pangan Polda NTB bersama Disdag NTB di lapangan beberapa waktu lalu, di gudang lima perusahaan yang berperan sebagai distributor minyak goreng stok minyak goreng baik dalam jenis kemasan premium, refil (isi ulang) maupun curah masih tersedia.
“Alhamdulillah sampai saat ini ketersedian daripada minyak masih ada, dan apabila ada beberapa perusahaan kekosongan minyak goreng. Stoknya sudah datang dan segera didistribusikan ke Pulau Lombok dan Sumbawa,” ungkapnya.
Selama ini banyak keluhan dari masyarakat karena merasa ketersedian minyak goreng tidak ada atau langka. Lantaran di beberapa ritel dan supermarket persediaannya kosong untuk minyak goreng, sedangkan di pasar tradisional harganya masih tinggi.
Sementara itu, beberapa distributor yang ditemui oleh Polda NTB dan Disdag Provinsi NTB sejauh ini tidak ada yang melakukan penimbunan. Seperti di beberapa daerah banyak ditemukan penimbunan oleh distributor. “Tidak ada penimbunan saat ini, nihil di NTB,” katanya.
Kendati demikian, pada pemantauan terakhir yang dilakukan Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda NTB dan Disdag pada 17 Februari lalu ditemukan harga minyak goreng masih di atas harga eceran tertinggi (HET), dikarenakan ada beberapa distributor masih menghabiskan stok lama dengan harga diatas Rp18 ribu.
“Ada beberapa distributor sudah mengajukan pertimbangan ke pemerintah, sampai sekarang belum ada relasi dari pemerintah sehingga masih menjual dengan harga lama,” jelas Artanto. Diterangkan, secara umum stok minyak goreng masih mencukupi. (dpi)