32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaSoal Kapal Nelayan Parkir di Senggigi, Kepala DKP Kota Mataram: Itu Kondisi...

Soal Kapal Nelayan Parkir di Senggigi, Kepala DKP Kota Mataram: Itu Kondisi Darurat

Mataram (Inside Lombok) – Ratusan nelayan yang menambatkan perahunya di Senggigi diminta pindah, Kamis (24/2) pagi. Namun pemindahan tersebut diwarnai penolakan oleh para nelayan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram menyayangkan penertiban yang terjadi.

Kepala DKP Kota Mataram, Irwan Herimansyah Kamis (24/2) di Mataram mengatakan, penambatan perahu oleh nelayan Kota Mataram di Senggigi tersebut bersifat darurat. Hanya tiga sampai empat bulan selama musim angin barat, mengingat lokasi tersebut dianggap paling aman untuk menambatkan perahu selama perubahan cuaca.

“Kan ini sementara sifatnya. Sama halnya kalau kita mau berteduh pas hujan,” ujarnya. Diterangkan, sekitar 200 nelayan asal Kota Mataram memang menambatkan perahunya di Senggigi untuk menghindari angin barat. “Itu dari November sampai Maret, dan akhir Maret mereka sudah selesai. Maret sudah balik, dan tidak mau juga mereka di sana. Buat apa? Persoalan daerah yang aman kan di sana pas angin barat, dan itu setiap tahun persoalannya,” katanya.

Pihaknya pun sudah memiliki beberapa solusi terkait keluhan para warga di Senggigi. Namun sebelum solusi tersebut ditawarkan, penertiban sudah dilakukan. Jika persoalan yang terjadi yaitu adanya oknum nelayan yang buang air besar (BAB) sembarang di pesisir Pantai Senggigi, maka Pemkot Mataram akan menyiapkan toilet keliling.

“Mereka ini kan ratusan, dan mereka sanggup tangkap orang yang BAB sembarang. Jangan hanya dua atau tiga orang ratusan orang juga kena imbasnya,” ujarnya.

Berdasarkan catatan pihaknya, ada dua lokasi yang dimanfaatkan sebagai tempat penambatan perahu nelayan asal Kota Mataram di Senggigi. Untuk mengantisipasi adanya nelayan yang BAB sembarang, dua lokasi tersebut akan disiapkan toilet keliling.

“Kita akan taruh di dua lokasi itu. Persoalan lain, misalnya kalau semrawut karena banyaknya terpal, saya bilang saya akan pinjamkan terpal di BPBD sebagai solusinya,” katanya. Dengan penertiban yang dilakukan saat ini, para nelayan Kota Mataram diakui kesulitan untuk menambatkan perahunya. “Di daerah kita di Ampenan itu kan terlalu curam. Kalau angin barat mereka tidak melaut sebenarnya. Kalau di sana kan aman,” sambungnya.

Berdasarkan hasil mediasi yang dilakukan dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB, untuk sementara waktu nelayan masih bisa menambatkan perahunya di wilayah Senggigi. Selain itu, DKP Kota Mataram sudah mengusulkan beberapa hal untuk bisa dijadikan pertimbangan.

Misalnya, menempatkan toilet mobile dan memasang posko di lokasi tersebut. Hal ini agar para nelayan tidak memasang terpal dan menimbulkan kesan kumuh. “Usulan kita itu nanti akan disampaikan kepada Bupati Lombok Barat,” tandas Irwan. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer