31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaDaging Impor Bantu Stabilkan Harga di Kota Mataram

Daging Impor Bantu Stabilkan Harga di Kota Mataram

Mataram (Inside Lombok) – Harga daging sapi di Kota Mataram masih normal dan tidak terjadi kenaikan seperti daerah-daerah lain di Indonesia. Harganya masih sama meski permintaan masyarakat meningkat.

Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Mutawalli mengatakan pengiriman daging impor adalah cara pemerintah daerah menstabilkan harga daging di pasar. Negara yang menjadi sumber daging impor di Kota Mataram antara lain India, Australia dan New Zealand.

“Harga masih normal. Tidak ada daging Brazil yang pernah masuk ke sini. Daging impor itu dari India, New Zealand dan Australia. Harganya di sini masih stabil,” jelasnya, Selasa (1/3) di Mataram.

Selain itu, pemotongan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Mataram juga sempat terjadi peningkatan. Biasanya, jumlah sapi yang dipotong sekitar 30 ekor meningkat menjadi 35 ekor. Peningkatan ini karena adanya peringatan hari besar Isra Miraj.

Selain adanya hari besar umat Islam tersebut, event MotoGP yang akan digelar 18-20 Maret ini mempengaruhi permintaan daging di pasar. “Pemotongan sempat meningkat kemarin 35 ekor dan sekarang masih normal,” ujarnya.

Selain itu, Dinas Pertanian Kota Mataram akan kembali mendatangkan daging sapi menjelang event MotoGP ini. Jumlah daging impor yang akan didatangkan kembali yaitu sebanyak 66 ton. Di mana sebelumnya, jumlah daging impor yang sudah ada sebanyak 40 ton.

“Tapi sisanya yang 40 ton itu tinggal sedikit, makanya kita datangkan lagi,” ucap Mutawalli. Dikirimnya pasokan daging impor ke Kota Mataram untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga di pasaran.

Selain persiapan untuk event MotoGP, Dinas Pertanian Kota Mataram juga mempersiapkan untuk kebutuhan pada pelaksanaan ibadah puasa mendatang. “Tadi saya sudah komunikasi akan mendatangkan 66 ton,” ujar Mutawalli.

Sementara terkait tidak adanya rekomendasi dari pemerintah Provinsi NTB, Mutawalli menyebut tidak menjadi persoalan. Pasalnya, masing-masing pemerintah bisa menentukan tata niaga di setiap wilayahnya.

“Tidak apa-apa kalau tanpa rekomendasi pemprov NTB. Kan kita menentukan tata niaga di daerah masing-masing,” tegasnya. Diakui Mutawalli, persoalan yang terjadi di Kota Mataram yaitu rata-rata perusahaan atau distributor daging impor berlokasi di ibu kota Provinsi NTB ini.

Selanjutnya, para distributor tersebut menjualnya kabupaten/kota lain di NTB.“Persoalannya memang, perusahaannya di sini semua dan menjualnya ke Lobar, KLU dan ini tidak bisa dicegah,” pungkasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer