28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaSahabat Hebat Indonesia Dukung Pemerintah Cegah Stunting

Sahabat Hebat Indonesia Dukung Pemerintah Cegah Stunting

Mataram (Inside Lombok) – Sahabat Hebat Indonesia mendukung pemerintah mencegah penderita gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis atau stunting. Hal tersebut lantaran masih tingginya angka penderita stunting di tanah air.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada 2018 sebanyak 7,8 juta atau 30 persen dari 23 juta balita di Indonesia adalah penderita stunting. Meskipun proporsinya telah dari 37 persen pada periode sebelumnya, namun angka itu terbilang masih tinggi.

Pemerintah sendiri telah merilis Gerakan Nasional Pencegahan Stunting pada Juli tahun 2018 dimana perlu ada kemitraan pemerintah dengan swasta agar gebrakan ini berjalan efektif. Sejumlah kalangan meminta upaya ini terus digaungkan agar jumlah stunting dapat terus ditekan.

“Sahabat Hebat Indonesia berupaya ikut serta membantu pemerintah mencegah stunting dimulai dengan tindakan kecil seperti pemberian vitamin dan nutrisi untuk ibu hamil, pemberian susu, bubur kacang ijo, dan sarapan untuk anak-anak usia sekolah dengan menyasar sekolah-sekolah pinggiran di Tanah Air khususnya di daerah 3T yaitu Terpencil, Terluar, dan Tertinggal. Ini bagian dari investasi pembangunan sumber daya manusia dalam jangka panjang,” ujar Ketua Sahabat Hebat Indonesia Abang Djoef dalam keterangannya di Mataram, Selasa (22/3).

Sahabat Hebat Indonesia adalah NGO penghubung kebaikan yang mendedikasikan diri pada isu humanitarian dan juga pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

Stunting merupakan suatu kondisi di mana salah satunya dicirikan oleh anak memiliki tubuh pendek karena kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Penyebab seorang anak mengalami stunting di antaranya karena kurangnya pemberian ASI, pengasuhan anak yang kurang tepat, infeksi, kondisi lingkungan, akses kecukupan pangan, dan gizi pangan buruk. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari Kementerian Kesehatan RI, angka stunting atau pertumbuhan terhambat di kalangan anak-anak Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 30,8. Artinya 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting.

Selain itu, diperkirakan bahwa 70 persen dari anak-anak usia sekolah (5-12 tahun) hanya menyerap sebagian kecil nutrisi dari makanan mereka sehari-hari. “Ini adalah bagian dari partisipasi aktif generasi milenial yang tergabung di Sahabat Hebat Indonesia. Selain itu kami juga melakukan berbagai macam program kesehatan lainnya untuk masyarakat,” tuturnya.

Menambahkan, Prof. dr Fasli Jalal dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menilai proporsi stunting sebesar 30 persen masih terlalu tinggi bagi Indonesia. ”Menurut WHO angka 30 persen masih tinggi dan apalagi Indonesia dengan populasinya yang besar, sehingga posisi Indonesia sama seperti negara Afrika lainnya penderita gizi buruk,” imbuhnya.

Oleh karena itu, untuk menekan angka penderita gizi buruk kronis atau stunting perlu kerjasama semua sektor pemerintahan hingga pemerintah daerah dan termasuk keterlibatan peran swasta di dalamnya. Apalagi, pemerintah tahun ini menargetkan jumlah penderita gizi buruk turun 2 persen tentunya harus perlu kerjasama semua pihak. (r)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer