Lombok Timur (Inside Lombok) – Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur (Lotim), H. Rumaksi mengungkapkan bahwa realisasi kinerja tahun 2021 terdapat 5 dari 9 indikator yang belum sesuai dengan harapannya.
Diterangkan, kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah sepanjang 2021 lalu dengan muatan di antaranya terkait arah kebijakan umum pemerintahan daerah, pengelolaan keuangan daerah secara makro, pendapatan dan belanja daerah, penyelenggaraan tugas pembantuan dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan pilihan.
“Penyelenggaraan pembangunan daerah selama kurun 2021, tidak terlalu jauh berbeda dengan tahun 2020 karena adanya Pandemi,” ucap Rumaksi saat Paripurna Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) tahun 2021 di Kantor DPRD Lotim, Selasa (22/03).
Pandemi dikatakan Rumaksi memberikan pengaruh signifikan terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah. Demikian juga terhadap kondisi sosial ekonomi daerah. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur kembali mengambil langkah refocusing, sebagai respon terhadap dampak pandemi.
Kebijakan refocusing masih diarahkan untuk penanganan penanggulangan pandemi Covid-19 yang meliputi belanja bidang kesehatan dan hal-hal lain terkait kesehatan dalam rangka pencegahan atau penanganan covid-19. Penyediaan pengaman sosial dan upaya pemulihan ekonomi daerah.
“Karenanya banyak program dalam perjalanannya yang harus disesuaikan kembali,” tuturnya.
Di samping memaparkan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan, Wabup Rumaksi juga menyampaikan capaian indikator kinerja sasaran pemda sebagai ukuran keberhasilan pencapaian visi-misi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Realisasi sasaran kinerja tahun 2021 menunjukkan tiga indikator yang memiliki persentase capaian lebih dari 100 persen dari total 9 indikator.
Dari 9 indikator tersebut, 5 di antaranya yang belum tercapai adalah indeks infrastruktur wilayah, indeks pembangunan manusia (IPM), angka kemiskinan, indeks pemberdayaan gender (IDG) dan indeks kepuasan masyarakat.
“Pandemi Covid-19 secara nyata masih berpengaruh terhadap capaian kinerja kelima indikator yang realisasinya belum sesuai target tersebut. Sebab itu perlu menjadi fokus untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.
Hal tersebut tentu harus menjadi bahan pemikiran bersama untuk dapat terus melakukan upaya-upaya progresif melalui program-program terobosan guna mengentaskan kemiskinan ekstrim serta mempercepat peningkatan IPM di lombok timur dengan memperhitungkan sisa waktu yang ada. (den)