Lombok Timur (Inside Lombok) – Angka penderita tuberkulosis (TBC) di Lotim setiap tahunnya masih fluktuatif. Sampai saat ini jumlah penderita TBC bahkan masih mencapai ribuan.
Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim mencatat sejak tiga tahun terakhir kasus TBC masih fluktuatif. Pada 2019 misalnya penderita TBC mencapai 1.574 kasus, 2020 sebanyak 1.135 kasus, dan pada 2021 sebanyak 1.447.
Meskipun angka penderitanya mencapai ribuan, angka tersebut dinilai masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Lotim yang mencapai satu juta lebih. “Kasus TBC di Lotim angkanya fluktuatif,” ucap Kadikes Lotim, H Pathurrahman saat ditemui di ruangannya, Senin (28/03).
Adapun gejala yang paling mencolok dari TBC adalah batuk tidak biasa yang dialami penderitanya. Faktor penyebabnya karena adanya bakteri di dalam tubuh, dan kelompok yang paling berisiko terkena penyakit ini yakni perokok aktif, pengguna narkoba, kontak dengan penderita TBC, serta orang yang memiliki imunitas tubuh rendah.
“Pengobatan TBC ini membutuhkan waktu 6 bulan secara intensif, kalau patuh minum obat maka penyakit itu bisa negatif,” jelasnya. Di sisi lain, angka kesembuhan pasien TBC di Lotim disebut sangat tinggi, yakni mencapai 95 persen.
Daerah penyebaran penyakit ini sendiri hampir merata di Lotim, dan paling banyak menyasar daerah yang berpenduduk padat. (den)