Mataram (Inside Lombok) – Dalam rangka cipta kondisi jelang bulan Ramadhan, sebanyak 617 botol minuman keras (miras) dimusnahkan di Kota Mataram. Penertiban dilakukan untuk meminimalisir adanya aktivitas masyarakat yang bisa menimbukan persoalan sosial.
Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengatakan saat ini penjualan miras tradisional masih banyak dilakukan secara terang-terangan. Sehingga untuk meminimalisir penjualan miras selama bulan Ramadhan, pemantauan akan dilakukan secara rutin.
“Tetap pemantauan secara rutin dilakukan untuk terus meyakinkan masyarakat,” katanya, Kamis (31/3) di Mataram.
Ditegaskan Mohan, untuk memberikan efek jera pada para penjual miras, razia dan penyitaan barang bukti akan tetap dilakukan. “Kita harus disiplin juga untuk memantau itu, karena sepanjang kita disiplin melakukan penertiban dan pemantauan, akan ada efek jera,” katanya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram, Irwan Rahadi mengatakan penertiban cipta kondisi sudah dilakukan sejak 22 Maret lalu. Ratusan botol miras yang disita, terdiri dari miras tradisional dan modern dengan kandungan alkohol sekitar 20 persen.
“Minuman modern golongan AB maupun C. Kalau diuangkan cukup besar ini. Tapi saya tidak berani uangkan,” katanya.
Dalam penertiban penjualan miras, Satpol PP akan menggunakan pendekatan persuasif kepada para penjual. Di mana, petugas lebih banyak berkomunikasi agar para penjual memiliki kesadaran untuk tidak berjualan kembali.
“Pendekatan persuasif dan lebih banyak komunikasi dengan masyarakat. Jangan pas datang langsung ambil barang sitaan,” ungkapnya.
Razia yang dilakukan pihaknya menyisir mulai dari lapak-lapak yang dibuat masyarakat hingga kios-kios yang ada di lingkungan masyarakat. (azm)
