Mataram (Inside Lombok) – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB menyiapkan pelatihan bagi 100 orang pemagang di pabrik kawasan industri atau smelter Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pelatihan akan dilakukan selama lima bulan, menggunakan anggaran APBN untuk uang saku pemagang sebesar Rp1 juta per bulan.
Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi menerangkan program ini merupakan salah satu langkah Pemprov NTB mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertambangan. Pada proses rekrutmen nantinya PT. Amman Mineral Industri (AMIN) dan perusahaan aliansi lainnya diharapkan secara terbuka dan transparan menginformasikan sejauh mana keterampilan atau tenaga ahli yang dibutuhkan.
Meskipun perekrutan tenaga eks Newmont dan daerah sempat disampaikan, spesifikasi keterampilan yang dibutuhkan diharapkan lebih mendetail dan terbuka. “Saya dan (Pemkab) KSB sampai hari ini terus meminta, tapi belum ada (jawaban). Secara data sudah ada, kita siapkan, tinggal ini skill atau keterampilan apa yang dibutuhkan,” ujar Aryadi, Senin (18/4).
Ditegaskan, jangan sampai begitu perusahaan membuka ternyata tidak sesuai skill. Karena itu, pihaknya pun terus koordinasi dengan kabupaten/kota, mengidentifikasi tenaga kerja yang punya pengalaman tambang. Bahkan belum lama ini pihaknya telah membentuk forum komunikasi pemagangan, meliputi unsur perusahaan aliansi di bawah PT AMNT serta 400 perusahaan mitra kerja.
“Ketika ratusan mitra kerja ini membutuhkan tenaga kerja, maka gunakan yang sudah ikut-ikut magang, bukan dari luar,” terangnya.
Sementara itu, proses pembangunan pabrik pemurnian emas dan tembaga atau smelter di KSB diharapkan tidak hanya menyerap 3.000 tenaga kerja konstruksi pembangunan pabrik saja. Tetapi secara keterampilan atau tenaga ahli lokal juga dapat terserap, sesuai yang dibutuhkan PT. AMIN yang merupakan anak perusahaan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
“Konfirmasi dari perusahaan akan ada proses rekrutmen tenaga-tenaga ahli di bulan Juli mendatang, setelah infrastruktur Smelter siap,” tuturnya.
Pembangunan pabrik Smelter hingga turunannya mengutamakan serapan tenaga kerja lokal. Ini termuat dalam Perda Investasi bahwa dalam setiap investasi harus menyerap atau gunakan 70 persen tenaga kerja lokal. Untuk pemenuhan ini perlu uji kompetensi dengan berkolaborasi antara pemerintah dengan dunia usaha dan pekerja.
“Kolaborasi semua stakeholder hotel ini yang lebih tau skill apa yang dibutuhkan,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM NTB Trisman mengatakan, pembangunan smelter milik PT. AMNT ini ditargetkan tuntas 2023 mendatang. Semula direncanakan tuntas 2022, namun mundur menjadi 2023 akibat pandemi Covid-19. Selain itu, kapasitas smelter yang dibangun semula direncanakan 1,3 juta ton per tahun, turun menjadi 900 ribu ton per tahun.
Pemerintah Pusat telah menyetujui rencana PT. AMNT mengubah desain fasilitas smelter kapasitas 1,3 juta ton/tahun menjadi 900 ribu ton/tahun. Dampak pandemi Covid–19 yang belum usai, menyebabkan perubahan penentuan harga serta negosiasi ulang.
“Sehingga menyebabkan tertundanya proyek pembangunan smelter yang seharusnya selesai pada akhir 2022 mundur menjadi tahun 2023,” ujarnya. (dpi)