33.5 C
Mataram
Sabtu, 2 November 2024
BerandaBerita UtamaDua Minggu Tanpa Aliran Listrik, Pasar Renteng Gelap-Gulita Seperti Kuburan

Dua Minggu Tanpa Aliran Listrik, Pasar Renteng Gelap-Gulita Seperti Kuburan

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Hampir dua minggu listrik di Pasar Renteng padam. Para pedagang di pasar tradisional itu pun seperti berjualan di dalam goa, karena lorong-lorong tempat mereka membuka toko gelap-gulita.

Salah satu pedagang pakaian di Pasar Renteng, H Fathurrahman menuturkan kondisi ini mempersulit para pedagang untuk menjual barang dagangannya. Bahkan dirinya mengalami kerugian karena listrik yang padam.

“Hampir dua minggu mati lampu, siapa yang berani masuk di sini? Lewat saja tidak berani. Siapa yang mau belanja? Seperti di dalam kuburan ini,” katanya, Selasa (31/5).

Ia menduga padamnya listrik di pasar tersebut karena kurangnya daya, sehingga tidak mampu menahan beban yang cukup besar dari semua los. Pihaknya pun mempertanyakan keberadaan token listrik yang sudah tersedia di masing-masing ruko yang ada.

- Advertisement -

“Tiap lokal ini yang ukurannya 1,8 meter, punya kilometer listrik masing-masnig. Apa gunanya ini,” sesalnya.

Ia mengaku setiap bulan selalu mengeluarkan iuran sebesar Rp50 ribu. Kini ia pun berharap pihak yang berwenang bisa menanggapi secara serius keluhan para pedagang terkait listrik ini.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Lombok Tengah, Raden Roro Sri Mulyaningsih mengatakan padamnya listrik di Pasar Renteng diduga karena terminalnya terbakar.

“Terminalnya terbakar. Akibatnya ada beberapa bagian yang rusak dan perlu penggantian,” katanya. Untuk mengupayakan listrik menyala kembali sementara waktu, pihaknya sudah memanggil teknisi dan menggunakan genset.

“Kami sudah memanggil beberapa teknisi, ada tiga orang tapi sudah keluar tidak bisa menemukan penyebabnya,” ujar Roro.

Pihaknya juga sedang berupaya melakukan koordinasi dengan Badang Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan Sekretaris Daerah Lombok Tengah terkait masalah tersebut. “Terakhir sudah ada rencana anggaran belanja (RAB), tinggal menunggu keputusan pimpinan di atas karena biayanya tidak sedikit,” tutupnya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer