Lombok Tengah (Inside Lombok) – Asosiasi pedagang kaki lima (APKLI) Lombok Tengah (Loteng) bersama belasan pedagang Pasar Renteng menggedor Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Loteng. Kedatangan mereka untuk mempertanyakan sejumlah hal yang menyangkut keberadaan Pasar Renteng yang sudah lama menjadi keluhan para pedagang.
“Kita datang bersama beberapa pedagang, ke sini untuk menuntut tiga hal mengenai keluhan para pedagang,” kata Kusuma Warda selaku perwakilan APKLI Loteng, Kamis (2/6/2022)
Dalam tuntutannya, para pedagang meminta para pedagang yang tidak mematuhi aturan segera ditertibkan. Karena hal itu yang dinilai membuat pasar tidak tertata dengan baik. Kemudian, para pedagang juga menuntut listrik di Pasar Renteng segera diaktifkan kembali, serta bangunan-bangunan yang menghalangi lapak pedagang agar bisa ditertibkan.
Dikatakan Kusuma, pihaknya dan para pedagang sudah sangat patuh terhadap iuran untuk termasuk biaya iuran setiap bulannya. Ia juga menegaskan apabila tuntutan yang disampaikan tidak segera dilakukan, maka pihaknya bersama para pedagang akan menduduki Kantor Disperindag sampai tuntutan terpenuhi.
“Mereka sudah mengeluarkan iuran uang Rp100 ribu setiap bulan untuk listrik dan air. Jika tuntutan kami tidak dilaksanakan, kami akan duduki kantor ini,” tegasnya.
Kepala Bidang Perdagangan (Disprindag) Loteng, Raden Roro Sri Mulyaningsih menyatakan pihaknya akan mulai menertibkan para pedagang yang tidak mematuhi aturan dengan bersinergi dengan sejumlah pihak.
“Besok kita mulai penertiban, bersama Pol PP, petugas pasar dan satpam. Semua akan bergerak,” katanya.
Sementara itu terkait permasalahan listrik yang padam di Pasar Renteng, pihaknya sedang mencarikan rekanan untuk pengadaan barang mengganti alat yang rusak yang harus dibeli di luar daerah.
“Ini kan ada item yang dari luar daerah yang harus dibeli. Dua atau tiga hari barangnya datang baru dipasang, delapan Hari baru bisa nyala listriknya,” pungkasnya. (fhr)