Lombok Barat (Inside Lombok) – Sebagian ruas jalan yang menjadi jalur utama penghubung Desa Dopang dengan beberapa desa lain di Kecamatan Gunungsari ambles parah. Panjang jalan yang ambles tercatat kurang lebih 18 meter dengan lebar mencapai 3 meter lebih.
Sekdes Dopang, Ramli Usman pun menuturkan kondisi jalan yang ambles tersebut saat ini sudah tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.
“Jalan itu ambles sebenarnya sejak 6 Desember 2021, cuman tanahnya masih bisa menahan. Tapi pas hujan deras beberapa hari yang lalu, amblesnya jadi tambah lebar,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (08/06/2022).
Ia mengaku sejak ambles akhir tahun lalu, hingga kondisi yang lebih parah terjadi saat ini, belum ada penanganan sementara, apalagi permanen dari Pemda Lobar sendiri.
“Itu jalan penghubung dari Dopang ke Desa Mambalan, Jeringo dan yang lainnya, karena itu juga akses menuju kecamatan,” beber dia.
Kondisi itu membuat warga Desa Dopang yang akan menuju Sayang-Sayang dan jalur sekitarnya, harus putar arah melalui jalur Gunungsari dari Desa Mambalan. Ini dinilai cukup jauh dan dapat menghambat berbagai aktivitas masyarakat.
“Sejak ambles tahun 2021 dulu dari Pemda sudah ada yang turun, kemarin juga BPBD kembali turun untuk mengecek kondisi. Tapi belum ada penanganan apa-apa,” tutur Ramli.
Pihaknya pun berharap agar perbaikan jalan yang ambles tersebut dapat disegerakan. Hal ini, kata dia, sebagai upaya agar masyarakat yang harus melintasi lokasi tetap merasa aman.
Pihak BPBD Lobar melalui Kabid Kedaruratan, Hartono Ahmad menyebut pihaknya telah turun untuk mengukur lebar dan luas jalan yang rusak tersebut. Diakui kondisi jalan tersebut memang butuh penanganan segera agar kerusakannya tidak semakin lebar.
“Kondisinya memang sudah parah sekali untuk dilalui kendaraan,” ujarnya. Untuk penanganan sementara saja yang disebutnya bisa menggunakan karung pasir dan bambu, diprediksi membutuhkan anggaran kurang lebih sekitar dari Rp20 juta.
“Tidak sampai Rp100 juta kalau penanganan permanen. Kalau penanganan daruratnya paling sekitar Rp20 juta, pakai karung dan bambu,” terangnya, setelah menerima laporan dari timnya, usai mengecek kondisi terkini di lokasi.
Amblesnya jalan itu diprediksi terjadi karena struktur tanah di lokasi tersebut memang lebih berpasir. Sehingga saat terjadi hujan deras, air yang mengalir dari Bukit Korea yang ada di atasnya, mengalir ke sana dan menghanyutkan jalan yang dasarnya berpasir tersebut.
Namun, kata Hartono, penanganan itu harus kembali disesuaikan dengan kondisi anggaran saat ini. Termasuk perbaikan jalan ambles di Dopang tersebut. Perbaikannya harus mengantre karena telah banyak daftar jalan dan jembatan rusak di Lobar yang juga harus segera tertangani.
“Dulu memang sudah dilaporkan sama desa, tapi kan belum ada uang (anggaran). Jadi kita tampung dulu, karena bagaimana pun perlu juga kita lihat kondisi anggaran saat ini. Penanganan yang tahun lalu saja belum dibayar, yang Januari belum, biaya Latsitarda juga belum, penanganan rumah warga yang di Mareje juga masih berproses, yang di Dopang mungkin setelah itu,” beber Hartono.
“Dopang ini, kita upayakan bisa kita tangani pertengahan. Kita usahakan step by step, karena banyak hal serupa juga yang terjadi di desa lain, seperti Sekotong dan Lembar,” tambahnya. Bila semua harus ditangani secara bersamaan, pihaknya memprediksi, anggaran yang dibutuhkan bisa mencapai kurang lebih Rp3 miliar. (yud)