Mataram (Inside Lombok) – Balai Kemasan NTB jadi salah satu percontohan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengoptimalkan layanan melalui platform digital. Artinya, Balai Kemasan NTB tidak hanya melayani IKM dan UMKM di sekitar Lombok saja, tetapi bisa sampai ke Pulau Sumbawa dan luar NTB dengan menggunakan platform digital.
Layanan ini memudahkan pelaku IKM dan UMKM dalam mendesain kemasan hingga merek produk mereka, tanpa harus datang ke Balai Kemasan NTB. “Kita optimalkan kembali terkait platform digital, yaitu klinik desain merek kemas namanya. Itu adalah platform dari Kemenperin, Balai Kemasan NTB itu jadi salah satu dari tiga percontohan nasional,” ujar Kepala Balai Kemasan NTB, Aryanti Dwiyani, Jumat (10/6).
Selain Balai Kemasan NTB ada juga Balai Kemasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menjalankan program serupa. Untuk dapat diaplikasikan pada platform digital dari Kemenperin, Balai Kemasan NTB telah melakukan uji coba layanan melalui platform digital tersebut.
“Respon dari IKM, stakeholder terkait juga sangat mendukung karena mau tidak mau kita memang harus ada aplikasinya,” tutur Aryanti.
Kalau selama ini Balai Kemasan NTB hanya menggunakan sosial media (sosmed) dalam memberikan pelayanan pesanan desain kemasan, sekarang dengan adanya platform dari Kemenperin itu bisa diakses di mana saja. Kemudian fitur-fiturnya berisi upgrade kemasan, serta mempertemukan IKM dengan IKM lain se-Indonesia juga penyedia kemasan se-Indonesia dengan desainernya.
“Nanti di platform itu kita bisa memilih apakah mau dicetak dan dilayani oleh Balai Kemasan NTB atau dari pusat langsung. Sehingga memudahkan kalau selama ini kan banyak dari wilayah terdekat kantor (pesanan, Red) karena akses jarak juga,” jelasnya.
Lebih lanjut, jika dari Pulau Sumbawa agak susah untuk datang langsung, maka dengan adanya platform itu bisa terakses di mana saja selama ada jaringan internet. Di sisi lain dampak pendampingan kepada pelaku usaha juga terus dilakukan di seluruh kabupaten/kota, agar kemasan produk bisa ditingkatkan terutama untuk sterilisasinya.
“Seperti di Pulau Lombok ada sate Rembiga, ayam Rarang, ayam Taliwang. Itu adalah IKM yang mau naik kelas berkembang tidak hanya mengharapkan bantuan, apalagi pangsa pasarnya jelas,” tandasnya. (dpi)