Lombok Tengah (Inside Lombok) – Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Lombok Tengah (Loteng), khususnya di desa Bunut Baok semakin mengkhawatirkan. Bahkan belasan sapi peternak mati karena terjangkit virus tersebut.
Kepala Desa Bunut Baok, Muzanni mengatakan dalam beberapa hari belakangan tercatat ada sekitar 500 ekor sapi ternak yang dilaporkan terjangkit PMK di desanya. “Jumlahnya terus bertambah setiap hari. Kemarin 30 ekor terlapor, hari ini belum ada laporan dari masing-masing dusun,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (10/6/2022).
“Sekitar 12 ekor yang sudah mati dari jumlah yang dilapor,” ujarnya. Ia menuturkan pihaknya bersama Dokter Hewan yang bertugas di desa setempat terus berupaya melakukan sosialisasi kepada para peternak dan melakukan penyemprotan disinfektan di kandang peternak.
Pihaknya sangat khawatir dengan penyebaran kasus PMK yang cukup cepat menjangkit ke sapi peternak yang lain. Kendati, para peternak diimbau agar tidak panik dan tetap berusaha merawat sapi mereka yang sakit agar bisa sembuh. Mengingat persentase kesembuhan PMK cukup tinggi jika diberikan perawatan yang tepat.
“Kemarin kami dari pihak desa berinisiatif untuk menganggarkan untuk beli obat dan melakukan penyemprotan di kandang peternak,” ujar Muzanni. Ia berharap kepada pemerintah daerah untuk membantu para peternak untuk menangani lebih cepat.
Sementara Itu dokter hewan yang menangani kasus PMK di Desa Bunut Baok, Faesal mengatakan pihaknya merasa kesulitan menangani secara cepat karena Ketersediaan obat yang sangat terbatas.
“Kendalanya hanya di stok obat-obatan saja sudah mulai langka dan sulit didapat. Harga obat yang masih tersedia itu tinggi,” ujarnya. Ia menyatakan untuk penanganan kasus PMK di Desa Bunut Baok sendiri masih terkendali dan sudah ada tren kesembuhan.
“Alhamdulillah sudah banyak (ternak) yang menunjukkan perkembangan yang signifikan dan tanda-tanda kesembuhan,” tutupnya. (fhr)