28.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaTiket Pesawat Mahal, Wisatawan Mikir Pergi Wisata

Tiket Pesawat Mahal, Wisatawan Mikir Pergi Wisata

Mataram (Inside Lombok) – Harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik semakin melonjak. Hal tersebut dikeluhkan sejumlah pelaku pariwisata di NTB. Pasalnya tingginya harga tiket pesawat akan membuat wisatawan berpikir dua kali untuk berlibur di dalam negeri.

Kondisi ini diakui akan menghambat proses pemulihan pariwisata pasca-pandemi Covid-19. Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mencontohkan biasanya perjalan ke Bali saja menggunakan pesawat dari Lombok hanya berkisar di angka Rp300-350 ribu. Namun Sekarang sudah mencapai Rp1 juta.

mengingat Dengan naiknya harga tiket pesawat yang cukup tinggi tersebut, bisa-bisa wisatawan tidak mau datang. Padahal wisatawan yang ada di Bali terutama wisatawan mancanegara, akan ke Lombok untuk berlibur. Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah.

“Pak Menteri (pariwisata) keasikan jalan-jalan ke daerah-daerah promosi. Lupa atau tidak tahu kalau tiket pesawat sekarang kenaikan hampir 100 persen. Calon wisatawan mulai mikir lagi untuk berwisata dengan harga tiket saat ini,” keluh Dewantoro, Selasa (28/6).

Kenaikan harga tiket pesawat ini informasinya karena harga avtur baik dan PPN naik. Jika kondisi tidak berubah, maka pemulihan pariwisata dinilai akan sulit dilakukan. Terutama dari travel agent yang menjual paket wisata dan tiket pesawat.

Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata seharusnya melihat dan memastikan calon wisatawan tidak ada kendala untuk berwisata. Pasalnya tidak cukup hanya promosi saja dilakukan tanpa melihat kendala wisatawan.

“Percuma promosi besar-besaran, harga-harganya malah kan susah. Ibarat destinasi Raja Ampat, siapa yang mau datang kalau harga tiket pesawat itu mahal,” tuturnya.

Hal ini tentu disayangkan. Mengingat belum lama ini pemerintah justru telah memberikan kelonggaran untuk pelaku perjalanan. Mulai dari tidak ada tes PCR dan antigen bagi yang sudah vaksin penuh dan booster.

Terpisah, Pengamat Pariwisata, Taufan Rahmadi berharap agar masalah tiket pesawat ini menjadi atensi prioritas dari para pemegang kebijakan. Mulai dari maskapai penerbangan, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan BUMN.

Pasalnya, dibutuhkan solusi untuk memecah masalah tersebut, apalagi berbicara tujuan-tujuan wisata ke destinasi pariwisata super prioritas. “Ini sudah waktunya agar harga tiket pesawat menuju destinasi pariwisata, khusus destinasi pariwisata super prioritas untuk diberikan harga-harga spesial bagi para wisatawan,” ujarnya.

Selain itu, maskapai penerbangan juga bisa memberikan harga yang rasional kepada wisatawan Nusantara maupun mancanegara yang mau berwisata. Salah satu yang terus dicari solusinya adalah agar tarifnya menjadi rasional tidak menjadi lebih mahal berwisata dalam negeri daripada ke luar negeri.

“Ini jelas menghambat pemulihan (pariwisata). Itu tantangan dari maskapai penerbangan saat ini. Kalau mereka benar-benar pro terkait penerbangan pariwisata di Indonesia dan NTB,” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer