Mataram (Inside Lombok) – Polresta Mataram telah memeriksa 15 orang saksi untuk mengungkap kasus penemuan jenazah seorang perempuan di dalam sebuah rumah di BTN Citra Persada Medas Blok S Nomor 5, Gunungsari. Kapolresta Mataram, Kombes Pol Mustofa mengakui di beberapa bagian tubuh korban memang ditemukan luka lebam yang belum diketahui penyebabnya.
Jenazah sendiri diketahui adalah seorang guru taman kanak-kanak asal Ampenan atas nama Haerani (29). Perempuan itu ditemukan warga telah meninggal di dalam kamar mandi di salah satu rumah di BTN Citra Persada Medas pada 29 Juli lalu, sekitar pukul 18.30 Wita.
“Memang masih kita cari beberapa barang (milik korban), menurut pengakuan keterangan bapak tiri korban sebuah handphone milik korban hilang masih kita cari, yang jelas saya mohon waktu menunggu hasil otopsi,” ujar Mustofa, Senin, (01/08).
Ia memastikan pihaknya akan terus melakukan pendalaman untuk mengetahui penyebab kematian Rani. “Sampai saat ini kita sudah periksa 15 saksi, baik dari saksi tetangga, keluarga, teman, dan terus kita laksanakan. Di samping itu kami juga telah lakukan beberapa kali olah TKP,” jelasnya.
Diterangkan, hasil otopsi sendiri baru bisa diketahui setelah lima sampai tujuh hari. “Mohon bersabar. Masih kita dalami apakah kemungkinan teman terdekat atau tetangga, karena kita masih mencari motif daripada temuan mayat kemarin. Saya belum berani memastikan ini penganiayaan atau apapun, karena masih menunggu hasil otopsi,” lanjut Mustofa.
Dari pemeriksaan awal sebelumnya, Rani diduga telah meninggal sekitar 24-48 jam sebelum jenazahnya ditemukan warga. Luka lebam sendiri ditemukan di beberapa bagian tubuh jenazah. Antara lain dada dan pipi.
Saat ditemukan, posisi jenazah berada di pojokan kamar mandi dalam posisi menunduk. Kendati, dari pemeriksaan barang-barang korban seperti motor, ATM dan lain-lain tidak hilang. Untuk itu, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian perempuan tersebut. (r)