Mataram (Inside Lombok) – Pohon kurma biasanya identik dengan kawasan Timur Tengah. Namun tidak menutup kemungkinan kurma bisa dikembangkan juga di kawasan Indonesia, termasuk di NTB. Untuk itu, Pemprov NTB mencanangkan penanaman kurma sebagai ekowisata di dua wilayah, yaitu Lombok Utara dan kawasan Samota di Sumbawa.
Pengembangn pohon kurma di wilayah Lombok Utara sudah berjalan. Sedangkan di Samota akan dilakukan segera mungkin. Pasalnya kawasan Samota ini memiliki potensi cukup bagus terlebih sebagai ekowisata untuk kedepannya, selain daya tariknya di Pulau Sumbawa sirkuit MXGP.
“Ini ada di dua kawasan kita kembangkan, KLU dan kawasan Samota kita konsentrasi. Jadi selain orang nonton MXGP, bisa melihat kurma, ya seperti ekowisata lah,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distan) NTB, Fathul Gani, Jumat (19/8).
Untuk lahannya sendiri saat ini disiapkan secara mandiri atau swadaya seluas dua hektare (Ha). Dengan jumlah 700 pohon kurma telah ditanami milik Ali Munandar, salah satu pengusaha kurma dari Lombok Utara.
“Ini kita terus lakukan pembinaan dan monitoring, di tahun 2023 kita akan salurkan bantuan bibit pohon,” tuturnya.
Dikatakan, pengembang kurma di kawasan Samota bisa dilakukan, jika secara klimatologi sangat pas dan cocok dikembangkan di Sumbawa. Di mana butuh pengairan yang payau dan tak mengandung unsur garam.
“Jadi radius tak jauh dari pantai sangat memenuhi syarat, sehingga cocok dikembangkan di sana,” ucapnya.
Fathul menilai nantinya ini menjadi komoditas kompetitif yang tak semua tempat bisa kembangkan. Bahkan, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengaku sangat tertarik jika pohon kurma dapat tumbuh di NTB.
“Jadi kurma itu tidak identik Arab Saudi saja, tetapi orang bisa membayangkan di NTB juga,” ujarnya. Saat ini pohon kurma sudah mulai ditanam dan berbuah di NTB. Harapannya makin banyak petani yang melirik pohon kurma untuk dikembangkan sebagai komoditas. (dpi)