Lombok Barat (Inside Lombok) – Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah cukup membuat risau para sopir truk pengangkut material dan logistik. Pasalnya, jika mereka harus mengikuti pola kenaikan harga itu dengan menaikkan harga tarif biaya pengangkutan, justru dikhawatirkan akan berdampak pada orderan muat mereka dari para pengusaha.
“Jadi kalau kita mengambil keuntungan, mengikuti dari kenaikan harga BBM, kasihan juga pengusaha ini. Terutama yang pengusaha kecil,” ungkap Zainudin, salah seorang sopir yang ditemui di Lembar, Kamis (25/08/2022).
Ia khawatir, bila harga BBM naik nantinya banyak pengusaha kecil yang justru usahanya terancam tidak bisa berjalan. “Malah tambah bingung, jadi semakin down juga ini. Malah takutnya nanti tidak ada pekerjaan, pengusaha kecil-kecil ini terutama,” imbuhnya.
Kondisi itu pun ditakutkannya akan menambah angka pengangguran nantinya. Karena tingginya harga BBM, menyebabkan para pengusaha kecil tak mampu menyeimbangkan peningkatan harga dengan pemasukan mereka.
“Tidak sesuai lah harga material yang dibeli, dengan pengeluaran untuk bayar buruh,” lirihnya.
Hal senada diungkapkan Yanto, yang mengaku khawatir bila harga BBM benar dinaikkan pemerintah. “Ya kerja kaya gini, jadi lama-lama kita itu agak sulit. Sama buruh harian saja kalah, karena kerja harian sama supir sama saja sekarang,” bebernya.
Ia pun berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kembali wacana kebijakan kenaikan harga tersebut. “Kalau bisa ditetapkan saja (harga BBM),” tandasnya singkat. (yud)