Mataram (Inside Lombok) – Penurunan angka stunting di Posyandu Tulip, Lingkungan Kamasan mengalami penurunan. Pada bulan Februari 2022 tercatat 35 anak, mengalami penurunan per bulan Juli 2022 sebanyak 12 anak yang mengalami stunting.
“Kamasan Luar biasa, penurunan angka stunting sudah bagus dari bulan Februari ke Juli bagus , semoga akhir tahun semakin menurun,” tutur Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat melakukan kunjungan kerja ke Posyandu Tulip, Lingkungan Kamasan, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Mataram, Senin (29/08).
Ia mengatakan, kasus stunting disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya maraknya pernikahan anak. Dalam UU No 16 Tahun 2019 bahwa pernikahan pada usia anak menimbulkan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.
Selain itu akan menyebabkan tidak terpenuhinya hak dasar seperti hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, hak sipil anak, hak kesehatan, hak pendidikan dan hak sosial anak.
Wagub menegaskan, anak-anak harus dapat terus sekolah setinggi-tingginya agar terhindar dari maraknya pernikahan anak. “Anak-anak di dorong sekolah, jangan pernikahan anak, anak-anak kita harus sekolah setinggi-tingginya,” tutur Wagub.
Ia juga berpesan agar pemberian asupan gizi pada anak-anak harus terus diperhatikan, seperti pemberian protein hewani, sayuran dan lain sebagainya. “Jangan lupa dikasih protein hewani, tiap hari harus dikasih telur atau ayam, ikan air tawar, laut mana mana yang penting tiap hari harus ada protein hewaninya,” ungkapnya.
Sementara itu Lurah Monjok, Leo Amri Saleh mengatakan pihaknya terus berupaya memperhatikan tumbuh kembang anak-anak melalui berbagai langkah yang dilakukan. “Kami terus melakukan pemantauan dan pemberian susu lactona bagi anak-anak yang mendapatkan perhatian yang khusus, bahkan langsung berkunjung kerumahnya,” tuturnya. (azm)