Mataram (Inside Lombok) – Pembangunan konstruksi Smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang dilakukan sejak Juli lalu masih terus berlanjut. Namun dalam pembangunannya sendiri masih menggunakan material produk luar NTB. Padahal, material produk lokal sendiri mampu memenuhi kebutuhan proyek itu, bahkan dengan kualitas yang tak kalah saing dengan produk luar.
Untuk itu Pemprov NTB melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB mendorong agar bahan-bahan material pembangunan konstruksi Smelter menggunakan produk lokal. Terlebih bisa diperoleh di NTB, sehingga tidak harus menggunakan produk dari luar.
“Kita punya pasir dan kerikil kualitas bagus di Lombok Timur dan lereng Gunung Tambora memenuhi standar,” kata Kepala Dinas ESDM NTB Zainal Abidin, Kamis (1/9).
Dikatakan, NTB sangat siap memenuhi pasokan tersebut. Jumlahnya melimpah baik di Lombok Timur dan lereng Gunung Tambora, soal kualitas boleh diadu. Seperti pasir misalnya yang paling bagus itu ada di dua tempat tersebut. Batu pun demikian, lokal juga bagus kualitasnya karena hasil erupsi gunung berapi.
“Pengusaha-pengusaha material lokal dapat memberikan jaminan keberlanjutan rantai pasokan tersebut. Ini akan kita bicarakan lebih lanjut, antara pengusaha lokal dengan PT AMNT dan mitranya,” jelasnya.
Sementara, penyediaan material untuk konstruksi Smelter masih dominan berasal dari luar KSB dan luar NTB. Hal ini menjadi atensi khusus tim ESDM NTB, agar sub kontraktor pelaksana konstruksi memprioritaskan pemenuhan kebutuhan material dari dalam wilayah KSB secara khusus dan wilayah NTB pada umumnya.
Namun jadi persoalan, yakni keberlanjutan rantai pasokan dari bahan-bahan material lokal ini. Lantaran, pengusaha atau investor asing tidak menginginkan rantai pasokan ini terganggu.
“Saling tunggu menunggu itu mereka tidak mau, apa yang dibutuhkan harus siap,” ungkapnya.
Di sisi lain, Dinas ESDM NTB pun turun langsung mendata perizinan batuan di wilayah KSB dan NTB. Sekaligus membina secara teknis agar material dapat dipasok kepada sub kontraktor pengembangan konstruksi di Smelter.
Ikhtiar ini sebagai upaya memberdayakan kekuatan ekonomi lokal, membuka kesempatan kerja, dan peluang usaha. Terpenting, tetap menjamin kualitas dan kuantitas material secara berkelanjutan.
“Kami mendukung penuh investasi di wilayah NTB dan siap membantu memfasilitasi perizinan dan hal lain menjadi syarat untuk berusaha,” pungkasnya. (dpi)