Lombok Timur (Inside Lombok) – Berbagai organisasi serempak lakukan aksi penolakan terhadap isu rencana kenaikan BBM oleh pemerintah. Seperti yang dilakukan organisasi Pengurus Daerah kelompok Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PD – KAMMI) yang menggelar aksi mimbar bebas di Simpang Empat BRI Selong, Jumat (02/09).
Koordinator Aksi, M. Aulia Habibbur Rahman saat orasinya menyampaikan bahwa sebelumnya kenaikan BBM jenis Pertamax cukup membuat pukulan keras bagi keadaan masyarakat Indonesia, ditambah lagi selang beberapa hari setelah merayakan kemerdekaan RI , pemerintah seakan kembali memberikan sinyal akan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) jenis RON 90 ( Pertalite ) dan Solar.
“Jika memang benar harga Pertalite yang awalnya Rp7.500, dinaikkan menjadi Rp10.000, kenaikannya cukup besar dengan selisih kenaikan yakni Rp2.350 dari harga awal sebelumnya Rp7.650,” orasinya.
Meski wacana kenaikan harga BBM tersebut belum diputuskan, akan tetapi hal itu tentunya merupakan sinyal kuat bahwa akan terjadi kenaikan harga. Massa mengatakan bahwa jika memang isu tersebut benar-benar dilaksanakan tentunya sangat berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
“Ekonomi masyarakat akan mengalami inflasi dan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat terhadap BBM, serta akan berdampak juga terdapat ketidakstabilan harga bahan pokok akibat kenaikan BBM,” katanya.
Adapun tuntutan massa yakni mendesak pemerintah untuk tidak menaikan BBM bersubsidi, mendesak Pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok, serta menunda proyek strategis nasional yang rusak berdampak langsung pada masyarakat. (den)