Lombok Barat (Inside Lombok) – Kades Dopang, Kecamatan Gunungsari, H. Harun Nurasid mengutarakan permintaan maafnya kepada seluruh guru di Lobar, terutama tenaga pendidik di SDN 1 Dopang. Setelah videonya yang diduga mengucapkan kata-kata kurang pantas kepada guru di sana pada 15 September lalu viral di media sosial.
Kini kedua belah pihak pun mengaku sudah sama-sama berdamai. Bahkan hal itu ditandai dengan dibuatnya surat kesepakatan perjanjian dan perdamaian, yang ditandatangani 20 September 2022 lalu.
Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid pun turut mengatensi persoalan tersebut. Ia menghadiri langsung pertemuan antara pihak sekolah, PGRI dan Kades yang bertempat di SDN 1 Dopang, Rabu (21/09) kemarin.
“Sekali lagi saya memohon maaf kepada dewan guru dan pendidik atas kejadian tersebut,” kata Harun memohon maaf saat pertemuan kemarin.
Dituturkannya bahwa kejadian kurang mengenakkan itu bermula, ketika wali murid datang ke rumahnya manyampaikan kejadian yang menimpa anak-anaknya. Karena tak ingin persoalan ini meluas, ia sebagai kades pun mendatangi para guru di SDN 1 Dopang. Sehingga terjadi insiden seperti pada video yang viral tersebut.
Namun hari itu juga dilakukan pertemuan secara kekeluargaan antara dirinya dengan para guru dan wali murid. Kemudian, mereka sepakat untuk membuat surat perdamaian tertulis pada tanggal 20 September.
Kepala SDN 1 Dopang, Candrawati juga mengakui bahwa pihak guru dengan kades telah sama-sama berdamai. “Dalam surat perjanjian itu, tidak ada saling tuntuth-menuntut secara hukum,” tegasnya.
Karena kata dia, dari hasil koordinasi yang telah dilakukan pihaknya bersama Dikbud dan PGRI serta pengawas, diperoleh saran untuk berdamai. Dengan begitu para guru yang mengajar di sana juga bisa tetap merasa nyaman.
Begitu pun dengan anak-anak murid di sekolah itu, diharapkan bisa belajar dengan aman dan nyaman. Karena bagaimana pun, kata dia, guru adalah bagian dari masyarakat. Serta sebagai wakil dari pemerintah untuk mencerdaskan generasi bangsa.
Sementara itu, Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid mengimbau kepada semua pihak, termasuk para orang tua dan pemimpin jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. “Bagi saya pribadi kalau anak saya dipukul oleh guru, dan pukulan itu konteksnya mendidik dan tidak membahayakan, saya ikhlas. Dan juga coba saja kita ngajar anak kita sendiri, cepat sekali kita emosi. Bayangkan guru mengajar begitu banyak orang, saya imbau orang tua, para pemimpin mari kita hormati dan hargai guru,” pesannya. (yud)