Mataram (Inside Lombok) – Setiap daerah memiliki konflik sosial yang rawan terjadi di tengah masyarakat. Konflik sosial yang rawan terjadi di Kota Mataram dan daerah lainnya di NTB yaitu agama.
Ketua Tim Pembinaan Komunikasi (Binkom), Letkol Arh. Tengku Sonny mengatakan antisipasi konflik sosial di tengah masyarakat harus dilakukan dengan melibatkan semua pihak. Terlebih Provinsi NTB khususnya Pulau Lombok telah menjadi pusat kegiatan skala nasional hingga internasional.
“Lombok ini akan menjadi salah satu mata internasional akan tertuju dengan banyaknya event internasional yang akan dilaksanakan, sehingga jangan sampai dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang tidak kita inginkan,” katanya.
Antisipasi yang dilakukan saat ini, TNI membangun komunikasi dengan masyarakat sebagai langkah antisipasi sosial. Kegiatan antisipasi konflik sosial ini sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia agar masyarakat lebih peka dalam mendeteksi konflik-konflik sosial.
“Mungkin masyarakat tidak langsung serta merta langsung destruktif, namun melalui saluran-saluran pihak berwenang sehingga harapan kami bibit konflik dapat kita cegah sedini mungkin,” katanya.
Secara umum di Indonesia baik suku, budaya dan bahasa memiliki potensi konflik yang sama. Misalnya masalah ideologi cukup rawan terjadi konflik karena perbedaan aliran. “Yang di Lombok ini masalah ideologi. Namun bila tidak ditangani dengan baik,” ujarnya.
Ia menegaskan, jika terjadi konflik di tengah masyarakat disarankan untuk melaporkan ke petugas terkait. “Di desa itu babinsa, babinkamtibmas dan unsur pemerintah daerah jadi bisa laporkan ke sana,” katanya.
Sementara itu, Kasdim 1606 Mataram, Letkol Arh Yudia. S.Si.,M.Si. mengatakan, antisipasi konflik sosial mulai dimaksimalkan jelang event WSBK November mendatang. Kegiatan skala internasional yang akan terjadi November mendatang, semua pihak diharapkan untuk ikut menjaga kondusifitas wilayah.
“Di Lombok ini sudah menjadi sorotan mata dunia. Konflik itu di daerah lain tapi Lombok dijadikan panggung untuk itu. Tidak saja WSBK tapi juga kegiatan lain seperti G20 di Bali,” terangnya.
Antisipasi ini sangat penting dilakukan untuk menjaga nama baik daerah. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut tidak dijadikan sebagai kesempatan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. “Tingkatkan kewaspadaan jangan ini disalahgunakan untuk mengganggu dan mempermalukan negara kita di dunia internasional,” pungkasnya. (azm)