Lombok Barat (Inside Lombok) – Ni Komang Anggraini dan suaminya, Ketut Agus Subawa, warga Dusun Badung, Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara merasa pasrah atas musibah yang menghampiri mereka. Seluruh harta benda dan sebagian bangunan rumahnya ikut hanyut terbawa air bah yang tiba-tiba datang bersama batang pohon besar yang menghantam rumah mereka.
Saat kejadian, ia tidak sedang berada di rumah. Pada saat dirinya akan pulang, ia sempat terjebak longsor di beberapa ruas jalan. Setelah tiba di rumahnya pada malam hari, sekitar pukul 20.00 Wita, dirinya menjumpai rumahnya sudah tidak lagi utuh. Bahkan seluruh isi rumah itu sudah tidak ada lagi yang tersisa.
“Tumben ini seperti ini, sampai umur saya 35 tahun hidup di sini tumben ada kejadian seperti ini,” lirih Komang Anggraini, dengan tatapan pasrah dan mata sembab, saat ditemui di rumah kerabatnya, Senin (17/10/2022).
Seluruh barang dagangan, uang tunai Rp12 juta untuk modal usahanya pun hanyut terbawa air bah. Bahkan, pertamini yang menjadi usahanya dan seluruh peralatan elektronik miliknya juga tak lagi tersisa.
“Banyak sekali (kerugian), hidup saya mulai dari nol lagi. Uang pun di sana ada Rp12 juta untuk modal usaha saya hanyut. Kulkas, TV, mesin cuci, lemari tiga, pakaian, tempat tidur, motor, jualan saya tiga etalase, pertamini saya itu habis,” tuturnya.
Hingga hari ini, Pemda setempat diakuinya sudah turun untuk meninjau kondisi mereka. Sehingga mereka berharap ada perhatian nyata dari pemerintah. “Tolong perhatikan kami, karena diakui oleh pak wakil Bupati juga karena kami yang paling parah (terdampak),” ungkapnya.
Ia pun terlihat pasrah dan melihat kondisinya yang kini harus memulai seluruh usahanya dari nol lagi. “Yang paling utama kita butuhkan memang itu (tempat tinggal), kalau yang lain kan bisa kita perlahan mulai mencari lagi,” akunya.
Setelah ditinjau oleh Pemda setempat, ia dan keluarga pun disebut harus direlokasi. Karena kondisi tanah di lokasi rumahnya yang sekarang sudah labil dan dinilai tidak lagi aman.
Bahkan, Katut Agus Subawa mengaku saat kejadian ia sedang tidur. Begitu menyadari ada air bah yang datang, ia hanya bisa menyelamatkan diri, hingga merangkak melalui batang-batang pohon yang menumpuk di depan rumahnya.
“Yang di bawah itu kan ada pohon, nah dari sana merangkak ke sini (lokasi seberang rumah) nyelametin diri,” tandasnya. Ia sekeluarga pun mengaku masih was-was dengan kondisi yang bisa saja membahayakan. Terlebih hujan di kawasan itu masih tetap turun. (yud)