26.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaAncaman Abrasi Bantaran Sungai di Gerung Hantui Ratusan KK

Ancaman Abrasi Bantaran Sungai di Gerung Hantui Ratusan KK

Lombok Barat (Inside Lombok) – Tinggal di bantaran sungai, rumah ratusan kepala keluarga (KK) di Gerung, Lombok Barat dihantui ancaman abrasi dan longsor. Terlebih di tengah cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang terbilang cukup tinggi seperti akhir-akhir ini.

Menyikapi hal itu, pihak kelurahan hingga kecamatan berharap agar Balai Wilayah Sungai (BWS) bisa bergerak cepat untuk mengambil langkah antisipasi dengan membangun talud dan bronjong.

Lurah Dasan Geres, Umar Syarapudin mengatakan di kelurahannya kurang lebih sekitar empat lingkungan yang dilalui aliran sungai. Di antaranya Lingkungan Cemare, Dasan Geres Tengah, Dasan Geres Selatan dan Aik Ampat. Melihat kondisi saat ini, ia menilai lingkungan yang paling rawan terhadap abrasi adalah Cemare.

“Kurang lebih sepanjang 500 meter bantaran sungai yang ditinggali warga, dan ada puluhan KK yang tinggal di bantaran sungai,” ungkap Umar, Rabu (19/10/2022).

Khawatir akan kondisi itu, pihaknya pun sudah bersurat ke Bupati Lobar dengan tembusan ke BPBD, PUPR dan pihak terkait lainnya. Harapannya agar pihak terkait segera melakukan penanganan sebagai langkah antisipasi.

“Kami juga bersurat ke BWS untuk minta dibangunkan bronjong dan talud di sungai,” imbuh dia.

Hal senada juga disampaikan Camat Gerung, H. Mulyadi, bahwa beberapa kawasan yang berada di sepanjang bantaran sungai di wilayahnya rawan terdampak abrasi dan longsor. Antara lain seperti di Lingkungan Cemare Timur, Kelurahan Dasan Geres. Bahkan ada satu rumah warga yang nyaris amblas, dapurnya hanya berjarak satu meter dari bibir sungai.

“Ketika besar air, khawatirnya akan menggerus rumah warga,” ujar Mulyadi. Di kawasan tersebut, hampir puluhan KK yang rawan terdampak abrasi dan longsor. Sehingga jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan rumah mereka akan tergerus.

Oleh karena itu, ia berharap agar ada penanganan segera dari pihak terkait. Karena kondisinya saat ini, kata dia sudah tidak bisa diakali lagi menggunakan karung berisi pasir sebagai penahan sementara.

Namun, sejauh ini pihak BPBD dan PUPR disebutnya sudah turun untuk melakukan pengukuran batas rawan di sana. “Tapi selama ini kendalanya anggaran,” ungkap dia.

Selain itu, di wilayah Kelurahan Gerung Selatan dan Gerung Utara juga diakuinya banyak KK yang tinggal di bantaran sungai. Mulai dari bantaran Sungai Dodokan dan kali Baluk, Seganteng, hingga Perigi, Gerung Utara.

“Banyak KK yang rawan, kalau dihitung di wilayah Kelurahan Dasan Geres, Kelurahan Gerung Selatan, Gerung Utara terdapat ratusan KK, itu yang rawan,” papar dia. Sehingga pihaknya sangat berharap agar pemerintah dalam hal ini BWS bisa melakukan penanganan segera.

“Ya bangun talud, bronjong, untuk mengantisipasi kejadian abrasi dan longsor,” tandas Mulyadi. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer