Lombok Timur (Inside Lombok) – Kenaikan harga BBM membuat seluruh kebutuhan baik sandang, papan, dan pangan juga ikut mengalami kenaikan harga. Tidak terkecuali harga kain tenun khas Pringgasela yang juga mengalami kenaikan, lantaran harga bahan baku dan kos kerja yang mengalami kenaikan.
Pemilik Sentosa Sasak Tenun Pringgasela, Maliki mengatakan pemicu naiknya harga kain tenun saat ini lantaran naiknya harga BBM yang membuat harga bahan baku tenun ikut mengalami kenaikan. “Sekarang bahan baku ikut naik dan kos kerja juga naik,” katanya pada Inside Lombok di galerinya, Kamis (20/10).
Adapun salah satu bahan baku utama pembuatan kain tenun yang mengalami kenaikan yakni benang, di mana sebelumnya para pengrajin tenun membeli satu gerenten benang seharga Rp3 ribu, tapi sekarang naik menjadi Rp4 ribu per gerenten.
“Naiknya memang seribu saja, tapi yang benang yang dibutuhkan dalam pembuatan satu kain saja membutuhkan 50 gerenten benang,” jelasnya.
Kos kerja biaya produksi warga penenun binaan kata Maliki juga ikut naik. Di mana sebelumnya kos kerja senilai Rp130 ribu per kain, sekarang naik menjadi Rp170-200 per per kain.
“Harga kain kita ambil dari pengrajin kita itu bervariatif tergantung jenis motifnya, paling murah kita ambil seharga Rp170-200 ribu per kainnya dari pengrajin,” katanya.
Hal itu membuat harga pasar kain tenun tentu mengalami kenaikan. Di mana kenaikannya mencapai Rp450 ribu per kain dibandingkan dengan harga sebelum kanaikan BBM yakni sekitar Rp350 ribu per kain.
“Kenaikan semua jenis motif kain kita samakan sebanyak Rp100 ribu, jadi jenis motif kan akan mengalami kenaikan sebanyak itu karena memperhitungkan seluruh biaya produksi dan pemasarannya,” jelasnya.
Maliki berharap untuk kendala yang dihadapi oleh para UMKM khusunya penenun, agar semua instansi terkait bisa memberikan peluang atau langkah-langkah untuk mengatasi masalah semacam ini apakah ada pengadaan bahan baku dari instansi atau sebagainya.
“Kita sangat berharap kepada Dinas Perindustrian untuk memberikan solusi kepada UMKM khusunya tenun,” pungkasnya. (den)