Mataram (Inside Lombok) – Investor asal Negeri Jiran Malaysia akan membangun pabrik pengolahan mutiara di lahan kawasan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB di Banyumulek, Lombok Barat. Investor Malaysia ini melirik beberapa bidang investasi untuk di kembangan di wilayah NTB, salah satunya pengolahan mutiara.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) NTB, H Mohammad Rum mengatakan investor tersebut adalah Datuk Muh Azam yang merupakan Managing Direktur Taza Force. Ada tiga bidang investasi yang direncanakan, di antaranya pertambangan, smart city dan pabrik pengolahan mutiara
“Tiga sektor itu, yang pasti untuk pembangunannya itu pabrik pengolah mutiara di kawasan BRIDA, karena paling rasional dilaksanakan,” ungkap Rum, Jumat (21/10). Kendati, proses pengajuan izin pertambangan terutama non mineral diakui cukup panjang di tingkat pusat.
Selain itu, banyak ditemukan kendala di lapangan karena kebijakan OSS. Sedangkan investasi Smart City masih terbentur dengan pola atau skema saat penerapan sistem yang akan dibangun di NTB. Contoh saja pemasangan kamera untuk memindai kendaraan yang telat bayar pajak di ruas-ruas jalan utama di Kota Mataram.
“Bisa saja manfaatnya dapat meningkatkan penerimaan daerah dari sektor pajak kendaraan bermotor. Cuma investor menginginkan royalti terhadap penggunaan sistem tersebut,” terangnya. Artinya setiap peningkatan pajak pendapatan pihak investor harus mendapat bagian. Hal ini tentu tidak menguntungkan Pemerintah dari segi perhitungan APBD.
“Itu skemanya di APBD nanti susah jadi kita fokus pada pabrik mutiara saja karena sistemnya buy to buy dengan perajin,” katanya.
Nantinya dengan adanya pembangunan pabrik tersebut diharapkan komoditi mutiara yang sebelumnya dikirim dalam bentuk mentahan. Namun setelah ada pabrik ini maka dapat diolah terlebih dulu baru kemudian dikirim, yang mana perajin mendapatkan nilai tambah lebih besar.
“Ini juga meningkatkan pendapatan dari para petani mutiara. Nanti itu kapasitasnya besar, dibangun diatas lahan 1,5 atau 2,5 hektar di kawasan Brida,” katanya. (dpi)