Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah NTB terus mendorong lahirnya wirausaha muda kreatif, inovatif, serta dapat berkontribusi aktif untuk menciptakan ekonomi daerah yang impresif. Ketua International Council for Small Business (ICSB) NTB, Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah mengatakan hal itu membutuhkan peningkatan kualitas, memberikan jaringan atau kolaborasi yang baik di antara semua pihak, baik pemerintah, swasta, dan stakeholder untuk membantu mereka tumbuh.
Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya mengadakan lomba wirausaha muda NTB ini, tentunya memberikan semangat kepada wirausaha muda NTB. “Ini bukan hanya ajang penghargaan, tapi bagaimana mereka tampil, bisa belajar, bisa meningkat kemampuan supaya naik kelas,” ujar Niken, Senin (28/11).
Menurutnya peluang dari para wirausaha muda ini sangat bagus apalagi mereka masih baru, sehingga membutuhkan semangat, dukungan, pembinaan. Dengan adanya lomba wirausaha muda ini menjadi kesempatan buat dinas-dinas terkait untuk bisa masuk memberikan bantuannya.
“Karena saya lihat selama ini juga dinas-dinas berdasarkan data base yang sudah ada, jadi datanya UMKM itu, itu saja. Sementara itu kita membutuhkan UMKM yang baru, masih dibutuhkan dengan jumlah yang besar untuk menyongkong perekonomian,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya memberikan wadah bagi para wirausaha muda. Karena selama ini yang terlihat hanya wadah bagi pengusaha-pengusaha senior, sedang pengusaha muda tidak banyak. Sehingga memang perlu diberikan dorongan para kaum muda mudi untuk memulai usaha.
“Anak muda yang baru muncul, perlu disemangati. Ayo kita berani menjadi pengusaha,” imbuhnya.
Senada, Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti mengatakan banyak dari kalangan muda mempunyai ide-ide yang luar biasa. Di mana ternyata usaha itu tidak harus berbentuk produk, tapi ide-ide kreatif berasal dari permasalahan mereka, kemudian mereka mampu menyelesaikan dan bisa direplikasi menjadi sebuah usaha, maka itu menjadi pembelajaran.
“Anak-anak muda sekarang alhamdulillah memiliki ide yang banyak, dengan gaya mereka yang mudah dan mampu mengelola sumber daya alam,” ucapnya.
Mulai dari sisi pemasaran, kemudian untuk menghubungkan antara konsumen dengan produsen, maupun ide-ide yang terserap. Contoh berawal dari kesulitan menikah saja, ternyata menjadi sebuah inspirasi kenapa tidak membuat aplikasi yang memudahkan untuk mengurus pernikahan.
“Semua usaha kadang-kadang berasal dari kesulitan, kemudian menjadi sebuah usaha atau tugas akhir sekolah yang kemudian menjadi bekal wirausaha,” terangnya.
Yanti menilai dalam membangun usaha hal penting yang harus dimiliki adalah keyakinan. Di mana pemilik produk harus yakin dengan nilai tambah yang dimiliki, ditambah dengan program-program ICSB seperti lomba wirausaha muda.
“Program tersebut salah satu membantu pemerintah untuk menumbuhkan pelaku wirausaha dan ketika mereka menjadi wirausaha baru mereka sudah punya ekosistem,” jelasnya.
Sementara itu dalam lomba wirausaha muda yang diikuti sebanyak 256 wirausaha umum dan pelajar. Setelah itu diseleksi terpilih 50 pengusaha muda, diseleksi kembali terpilih 20 wirausaha dan di seleksi lagi menjadi 10 wirausaha. Kemudian terpilih 3 wirausaha sebagai juara umum yakni Goodcraft, My chieko, dan Sayur Sembalun, ada juga 3 wirausaha dari kategori pelajar yakni Scrub Lip Quee, Cloy Mask dan kuliner NTB. (dpi)