Mataram (Inside Lombok) – Penempatan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) mulai dibuka kembali ke beberapa negara. Hal ini membuka peluang terserapnya tenaga kerja, mengingat dua tahun lamanya pengiriman PMI sempat tertunda lantaran pandemi Covid-19.
Dengan dibukanya penempatan ke beberapa negara tersebut diharapkan bisa berdampak pada ekonomi daerah maupun nasional. Apalagi PMI penyumbang devisa cukup besar. Koordinator kelembagaan Direktorat Bina Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Abdul Karim mengatakan di tahun ini beberapa negara sudah pelan-pelan membuka untuk warga negara asing. Harapannya semua PMI yang 2 tahun lalu terhenti pengirimannya karena negara ditutup, tahun ini bangkit bersama untuk bekerja.
“Harapannya bisa berdampak pada ekonomi Indonesia, karena PMI kita ini salah satu penyumbang devisa dan kita tahu sendiri bahwa remitansi menjadi salah satu tiang kekuatan ekonomi nasional,” ujar Karim usai Pembukaan Hari Pekerja Migran Internasional di NTB, Kamis (8/12).
Diterangkan, mayoritas remitansi luar negeri ini dari pekerja Indonesia yang ada di luar negeri. Diketahui pada November kemarin ada G20 yang mana juga masih mengangkat isu covid karena sampai detik ini covid masih menjadi persoalan.
Termasuk beberapa negara tujuan PMI masih belum membuka secara luas, karena memang faktor kondisi. Apalagi pandemi ini belum turun statusnya, bahkan beberapa negara mulai ada gejolak lagi, harapannya PMI bisa bangkit, semangat kerjanya muncul lagi setelah ada peluang.
“Jadi bisa bekerja, bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak karena memang kerja di luar negeri tentu sellernya jauh lebih tinggi, dibanding dalam negeri,” tuturnya.
Diharapkan bisa berdampak terhadap kekuatan ekonomi Indonesia yang saat ini banyak dihantui kondisi ekonomi yang tak menentu. Terlebih dengan adanya isu resesi Ekonomi 2023 mendatang. Kendati demikian, pihaknya meyakini betul dengan banyaknya PMI yang akan bekerja ke luar negeri di samping PMI juga terangkat secara ekonomi
“Karena kontribusinya kalau dilihat dari remitansi rata-rata itu bisa mencapai 12 billion (Miliar) hanya saja pandemi kemarin sempat turun drastis 6-7 billion, makanya berharap tahun depan bisa lebih meningkat,” imbuhnya
Untuk itu dalam peringatan hari Pekerja Migran Internasional ini mengangkat tema-tema pekerjaan migran Indonesia, bangkit bekerja Indonesia jaya. Apalagi NTB ditunjuk sebagai tuan rumah dalam peringatan hari Pekerja Migran internasional. Dimana setiap tahun Kemenaker melaksanakan hari migran internasional dengan memberikan penghargaan kepada stakeholder, baik dari swasta, pemerintah, perusahaan, dinas provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk media juga. Serta kepada PMI purna yang dinilai menjadi PMI sukses dan bisa menginspirasi banyak orang.
“Kenapa di NTB karena berdasarkan database NTB ini menjadi provinsi ke-4, setelah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah sebagai provinsi persis PMI. Memang disini basisnya pekerja migran kita,” jelasnya.
Terpisah kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan NTB dipilih sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan hari pekerja Migran internasional karena secara faktual NTB jauh lebih siap dan program-program mengenai penataan pekerja migran ini dilihat on the track.
“Kita hari ini rapat bagaimana nanti pelaksanaan hari buruh internasional yang akan dipusatkan di BLK lombok Timur dan akan melibatkan stakeholder terkait. Bagi kami penunjukan NTB menjadi tuan Rumah ini menjadi bagian dari Kado Ulang Tahun NTB yang ke 64,” ujarnya. (dpi)