Lombok Barat (Inside Lombok) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat (Lobar) mengajukan anggaran sebesar Rp1 miliar lebih untuk perbaikan rumah warga yang rusak akibat dampak cuaca ekstrem yang terjadi di hampir seluruh wilayah Lobar. Anggaran yang diambil dari belanja tidak terduga (BTT) itu untuk memberi bantuan spandek dan kayu bagi korban bencana.
Berdasarkan data BPBD Lobar, ada 101 unit rumah rusak akibat cuaca ekstrem di Lobar. “Kalau kita rata-ratakan kurang lebih sekitar Rp1 miliar 10 juta perkiraannya,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lobar, Hartono Ahmad akhir pekan kemarin.
Kendati, kemungkinan BTT tersebut baru bisa cair bulan April sampai dengan Juni 2023. “Kita kan mengajukan lewat BTT, ya kapan cair baru kita bisa bantu. Sekarang masyarakat yang rumahnya rusak, bisa tinggal di keluarga atau warga terdekat sambil menunggu,” terangnya.
Hartono mengakui saat ini pemerintah daerah tengah berupaya agar dapat mencairkan dana bantuan itu secepatnya, namun kondisi belum memungkinkan. “Bisa sementara direhab dikit masing-masing, sambil nunggu bantuan spandek dan kayu,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Desa Jagaraga, Muh. Hasyim menuturkan ada puluhan rumah warganya yang terdampak cuaca ekstrem akhir tahun 2022 lalu. Seluruhnya belum ditangani hingga saat ini, sementara pengajuan bantuan telah diupayakan pihaknya ke Pemda Lobar.
“Kami sudah usulkan ke Pemda Lobar, tapi belum ditangani,” ungkap Hasyim.
Senada, Kepala Dusun Presak, Abdul Hafiz mengatakan pihaknya sudah membuat laporan resmi terkait rumah warganya yang terdampak angin puting beliung ke dinas terkait. Karena diakuinya, saat ini warga yang terdampak sangat membutuhkan perbaikan segera lantaran ada warga yang rumahnya tidak lagi bisa ditempati.
“Apalagi cuaca masih sering hujan, dan angin besar,” pungkasnya. (yud)