27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaSekolah-Sekolah VS Lato-Lato

Sekolah-Sekolah VS Lato-Lato

Mataram (Inside Lombok) – Permainan lato-lato saat ini sedang digandrungi oleh masyarakat, terutama anak-anak. Bahkan banyak anak-anak yang begitu menggandrungi permainan itu, hingga membawa lato-lato ke sekolah. Namun karena suara yang ditimbulkan oleh permainan tersebut cukup mengganggu, tidak sedikit sekolah yang melakukan razia.

Salah satunya seperti dilakukan MI NW Aikdewa, Lombok Timur (Lotim) yang mengamankan puluhan permainan lato-lato dari hasil razia di setiap tas siswa-siswinya.

Kepala MI NW Aikdewa, Zulfaiyah mengatakan razia lato-lato yang dilakukan terhadap para siswa-siswi tersebut senantiasa untuk menciptakan suasana yang nyaman agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik di dalam kelas.

“Ini kita lakukan agar proses belajar mengajar tidak terganggu,” ucapnya, Selasa (17/01).

Terdapat puluhan pasang lato-lato yang diamankan dari tas para siswa-siswi dengan menyasar semua kelas. Kendati demikian, dikatakan Zulfaiyah pihaknya tidak melarang para siswa bermain lato-lato. Namun tidak di lingkungan sekolah.

“Kita tidak melarang, tapi kita menjaga kenyamanan di sekolah agar tidak mengganggu proses pembelajaran,” tuturnya.

Pihak sekolah meminta agar para siswa tidak lagi membawa lato-lato ke sekolah, apalagi sampai memainkannya, serta mengimbau agar tetap berhati-hati dalam bermain lato-lato supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Lato-lato bagus untuk melatih fokus anak-anak, tapi harus dimainkan dengan hati-hati serta tau waktu untuk memainkannya agar tidak mengganggu orang lain,” pungkasnya.

Razia serupa sebelumnya juga pernah dilakukan di SDN-SMPN Satu Atap (Satap) Lantan, Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng). Para guru di sekolah tersebut melakukan razia kepada para siswa, yang membawa permainan lato-lato ke sekolah.

Kepala SD-SMPN Satap Lantan, Reniah mengatakan pihaknya khawatir terhadap permainan lato-lato yang sering dimainkan siswanya di lingkungan sekolah, karena dinilai membahayakan. “Kita sangat khawatir nanti anak-anak kena benturan, bahkan kena mata saat bermain lato-lato,” katanya.

Ia menjelaskan, selain dianggap membahayakan, permainan lato-lato juga dinilai mengganggu kenyamanan dan konsentrasi para siswa di sekolah, terutama saat proses belajar mengajar di kelas.

“Para siswa menjadi tidak fokus dalam menerima pelajaran di kelas. Ketika ada siswa yang di luar bermain lato-lato, siswa yang belajar di dalam kelas merasa terganggu,” ujarnya.

Dikatakan, selain menyasar siswa SD, razia lato-lato juga menyasar para siswa-siswi yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Satap Lantan. Dari hasil razia terdapat satu orang siswa yang kedapatan membawa lato-lato.

“Murid di SMPN juga kita razia, dan tadi ada satu siswa yang membawa lato-lato,” imbuhnya. Sementara itu, dari hasil razia yang dilakukan pihaknya berhasil menyita puluhan permainan lato-lato yang dibawa siswa ke sekolah. Selanjutnya lato-lato dikembalikan setelah proses belajar mengajar selesai.

“Kita melarang siswa untuk membawa lato-lato ke sekolah,” pungkasnya.

Tidak hanya di Lotim dan Loteng, atensi pihak sekolah atas permainan lato-lato juga muncul di sekolah-sekolah di Kota Mataram. Salah satunya seperti di SDN 5 Mataram, di mana para siswa diimbau untuk tidak membawa permainan tersebut ke sekolah.

Kepala SDN 5 Ampenan, Lalu Kaharudin mengatakan pihak sekolah hingga saat ini belum pernah melakukan razia lato-lato. Pasalnya, sejak himbauan tersebut dikeluarkan belum ada ditemukan peserta didik memainkannya di sekolah.

“Maka lato-lato kepada siswa untuk tidak main lato-lato lagi di sekolah. Kalau di rumah kan itu di luar jangkauan. Karena setelah diimbau anak-anak tidak membawa ke sekolah,” katanya, Selasa (17/1) pagi.

Ia mengatakan, meski berbahan plastik, lato-lato tersebut cukup keras dan bisa berbahaya bagi anak-anak. Selain itu, pada saat memainkannya maka anak-anak akan terfokus pada lato-lato dan tidak memperhatikan sekitar. Terlebih lagi jika dimainkan pada saat berangkat maupun pulang sekolah.

“Kalau dia bawa dari rumah ke sekolah, hanya bermain dengan itu tanpa memperhatikan kendaraan dan lain sebagainya. Sehingga kita di sekolah menghimbau untuk tidak memainkan itu,” katanya.

Larang membawa lato-lato sekolah karena berdasarkan beberapa pertimbangan misalnya suara yang dihasilkan dari benturan lato-lato tersebut akan mengganggu proses belajar mengajar. Ia mencontohkan, jika 10 siswa menggunakan lato-lato dari 30 siswa di dalam kelas maka akan sangat mengganggu.

“Itu bising dan para siswa yang lain juga terganggu. Maka kita imbau untuk tidak dibawa lato-lato ke sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf mengatakan imbauan agar tidak membawa permainan lato-lato ke sekolah sudah disampaikan via online kepada pihak sekolah. Dalam imbauan tersebut, pihak sekolah diminta untuk melakukan razia anak-anak yang membawa ke sekolah. Selain itu, dilarang untuk memainkannya di lingkungan sekolah.

“Lewat WA saja dia. Imbauannya tiga ya. Pas masuk kemudian dilarang bermain itu dan menjaga keselamatan dan kenyamanan anak-anak saja,” katanya.

Ia menjelaskan, razia yang dilakukan oleh pihak sekolah agar siswa tidak memainkan lato-lato saat proses belajar mengajar berlangsung. Jika ada siswa yang ditemukan membawa lato-lato maka akan disita oleh pihak sekolah. “Walaupun permainan ini masih diperdebatkan. Kalau di jawa itu sampai di lomba. Sudah razia di sekolah dia ambil pas pulang sekolah. sejak himbauan lewat WA. Mungkin tidak dikasih tapi ditahan di sekolah,” pungkasnya. (den/fhr/azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer