34.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaPeternak Hewan Diminta Waspada Penyakit Cacar Kulit Masuk Indonesia

Peternak Hewan Diminta Waspada Penyakit Cacar Kulit Masuk Indonesia

Mataram (Inside Lombok) – Hewan ternak di NTB kembali dibayangi oleh varian penyakit baru. Belum usai penyakit mulut dan kuku (PMK), kini para peternak harus kembali menghadapi ancaman penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit cacar kulit yang disebabkan oleh Lumpy Disease Virus (LSDV).

Provinsi NTB sebagai lumbung ternak juga diminta mewaspadai masuknya penyakit yang sudah ditemukan kasusnya di Indonesia ini. Bahkan telah diingatkan Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Pasalnya cacar kulit pada sapi ini membuat yang melihatnya merasa jijik dan bisa mempengaruhi harga jual hewan ternak.

“Meski belum masuk ke NTB, maka dari itu dimohon dijaga ternak-ternak yang datang terutama dari daerah-daerah yang ada LSD-nya,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, Khairul Akbar, Rabu (1/2).

Maka dari itu harus dilakukan penjagaan, karena penyakit selalu datang bersamaan dengan ternak dari luar daerah. Pemerintah pusat pun mengimbau kepada pengusaha ternak untuk bersabar agar tidak hanya mengutamakan kepentingan bisnis, lantas mengabaikan ancaman penularan penyakit cacar kulit.

“Dengan alasan kebutuhan, jadi mereka harus mendatangkan sapi-sapi dari luar. Kalau butuh sekali, beli saja sapi dari daerah-daerah yang tidak ada LSD-nya,” tuturnya.

Saat ini LSD sudah ada di Sumatera dan di Pulau Jawa. Hal tersebut perlu diwaspadai, bahkan Gubernur NTB Zulkieflimansyah meminta untuk mewaspadai masuknya cacar kulit ke NTB.

Antisipasi yang sudah dilakukan dengan mengeluarkan edaran kepada kabupaten/kota untuk melakukan hal yang sama. Antisipasi dapat dilakukan melalui pintu-pintu keluar masuk ternak.

“Pengetatan pintu-pintu masuk ternak harus dilakukan. Karena dampaknya, ketika penyakit yang dikhawatirkan sudah masuk, biaya yang akan dikeluarkan untuk penanganannya akan jauh lebih besar lagi,” ucapnya.

Kendati jika ternak-ternak yang masuk dari luar daerah harus sudah mendapatkan rekomendasi dari Kepala Disnakkeswan. Dilengkapi dengan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan). Terhadap permohonan ternak-ternak yang akan masuk, NTB akan sangat selektif.

“Koordinasi juga dilakukan dengan Balai Karantina guna mengantisipasi jangan sampai ternak-ternak dari luar ‘nyelonong’ masuk NTB,” katanya.

Untuk diketahui ciri-ciri penyakit cacar pada kulit sapi, seperti bentol atau benjol-benjol muncul pada permukaan kulit. Penyebabnya adalah virus. Biasanya mengakibatkan rasa gatal pada sapi. Rasa gatal ini akan sangat mengganggu sapi-sapi yang terjangkit. Lama-kelamaan ternak akan kehilangan nafsu makan dan dapat menyebabkan kematian pada ternak. Kemudian penularannya dari kontak langsung antara ternak yang sakit dengan ternak yang sehat. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer