Mataram (Inside Lombok) – Saat ini mulai muncul varian baru Covid-19 yaitu kraken atau XBB 1.5. Varian ini sudah masuk ke Indonesia dan belum ditemukan di Provinsi NTB. Meski demikian, masyarakat diminta untuk waspada.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri mengatakan gejala yang ditimbulkan oleh varian baru Covid-19 mirip dengan omicron seperti batuk dan demam. “Sudah terjadi di beberapa negara. Varian kraken ini gejalanya mirip-mirip dengan omicron,” katanya.
Ia mengatakan, dari hasil diskusi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, masyarakat diminta tetap waspada dan meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan penghapusan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), aktivitas mulai dilonggarkan. “Tapi kita alhamdulillah hasil diskusi dengan kemenkes lebih mengedepankan kewaspadaan dini. Terutama di pintu masuk,” kata dr. Fikri.
Di Provinsi NTB lanjut dr. Fikri sudah memiliki surveilans yang ditempatkan di bandara. Hal ini untuk memaksimalkan pengawasan dan pemeriksaan di salah satu pintu masuk tersebut. “Ini lebih awal kita di tag kalau ada kejadian. Lebih kepada kita waspada saja,” ungkapnya.
Ia menegaskan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan bahwa kekebalan tubuh atau herd immunity secara nasional sebesar 98 persen. Sedangkan di Provinsi NTB dua daerah dijadikan sampel pada sero survey sebelumnya yaitu Sumbawa Barat dan Kota Mataram. Dari hasil tersebut, sero survey di Sumbawa Barat mencapai 100 persen herd immunity yang terbentuk.
dr. Fikri memastikan tidak ada varian baru Covid-19 ditemukan di NTB. Karena jika ada kasus baru, biasanya akan dirujuk ke Litbangkes untuk memastikan apakah terjangkit varian baru atau tidak. “Semoga tidak ada lah,” harapnya.
Dengan mengandalkan kekebalan tubuh untuk mencegah penularan Covid-19, ia meminta masyarakat agar segera vaksin booster. Apalagi saat ini, pemerintah pusat sudah mulai membuka pelayanan untuk vaksin booster tahap kedua atau dosis keempat untuk masyarakat umum. Karena kekebalan tubuh biasanya terbentuk oleh vaksin atau sudah pernah terpapar Covid-19.
“Kita dorong sekarang karena sudah lebih dari enam bulan makanya sekarang ada kebijakan vaksinasi booster itu. Booster kedua untuk masyarakat umum. Karena untuk sero survey yang keempat sedang dilakukan,” pungkas mantan Dirut RSUP NTB ini. (azm)