Lombok Tengah (Inside Lombok) – Ratusan masyarakat Desa Ungga, Praya Barat Daya, Lombok Tengah (Loteng) mengepung kantor desa setempat untuk mendesak Kepala Desa Ungga, Susanto Hadiputro mundur dari jabatannya. Masyarakat menuntut Susanto diberhentikan lantaran dugaan chat mesum melalui aplikasi WhatsApp kepada salah satu warganya.
Warga yang dimaksud adalah seorang perempuan sedang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Saat perempuan itu meminta bantuan untuk dipulangkan dari negara penempatannya, Susanto disebut malah meminta dikirimkan foto bugil. Bahkan tangkapan layar percakapan kepala Desa dengan warganya itu viral di media sosial.
Koordinator Aksi, Apriadi Abdi Negara mengatakan aksi ini untuk menuntut Kepala Desa yang telah merendahkan harkat martabat perempuan yaitu salah satu istri dari warga Desa Ungga.
“Dia nge-chat perempuan itu meminta foto bugil dan kemaluan, itu harkat dan martabat perempuan diminta oleh Kepala Desa Ungga,” katanya, Selasa (7/2/2023). Dikatakan, seharusnya kepala desa bertanggung jawab untuk menjaga marwah masyarakatnya dan menjaga generasi di desa tersebut.
“Kita seharusnya menjaga marwah perempuan dan menjaga generasi tapi apa, chatting itu sekitar tiga hari yang lalu,” ujarnya.
Diceritakan, perempuan tersebut sempat meminta bantuan kepada kepala desa untuk dipulangkan dari luar negeri. Namun kepala desa justru meminta hal yang lain.
“Kepala desa malah meminta foto bugil dan kemaluan perempuan itu, bukti chatnya ada kirim ke suaminya ke saya dan kemudian di Facebook,” imbuhnya.
Sementara Itu suami dari perempuan yang dimintai foto bugilnya oleh oknum kepala desa menyebut agar permasalah ini tetap berlanjut ia meminta istrinya pulang untuk membuktikan kebenaran isi dari chat mesum tersebut.
“Pokoknya istri saya harus pulang untuk membuktikan semua itu karena tadi kepala desa tidak mengakui, karena masyarakat meminta untuk dibuktikan intinya istri saya harus pulang biar mereka ngomong berdua,” katanya.
Ia menuturkan, bahwa chat mesum antara kepala desa dan istrinya itu ia ketahui sekitar empat hari yang lalu. “Saya tahu sekitar empat hari yang lalu setelah Isya, setelah itu istri saya langsung ngomong sama saya bahwa kepala desa yang ngechat,” tuturnya.
Dalam chat tersebut tidak menggunakan Bahasa Indonesia, melainkan menggunakan Bahasa Sasak. Sehingga ia merasa bersyukur istrinya telah jujur untuk menyampaikan itu.
“Itu bukan kata Indonesia tapi kata orang ungga, jadi saya meyakini dan istri saya juga berani memastikan. Saya bersyukur istri saya jujur jadi semuanya terbongkar,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Ungga, Susanto Hadiputro mengatakan pihaknya mempersilahkan masyarakat yang melakukan demonstrasi untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.
“Saya normatif saja. Saya mengacu kepada hukum positif silahkan laporkan lakukan upaya hukum jika memang benar saya akan mempertanggungjawabkan dunia akhirat,” katanya.
Ia juga, membantah semua tuduhan masyarakat kepada dirinya bahwa ia tidak pernah melakukan chat mesum tersebut. “Saya sudah sampaikan di depan massa tadi itu tidak benar dan tidak pernah saya lakukan,” pungkasnya. (fhr)