Lombok Timur (Inside Lombok) – Menjelang Festival Bau Nyale di Kabupaten Lombok Timur, puluhan massa dari Desa Pemongkong dan Desa Seriwedi, Kecamatan Jerowaru memblokade jalan dengan menanam pohon pisang. Aksi itu sebagai bentuk protes atas jalan yang tak kunjung diperbaiki.
Kepala Desa Seriwe, Hudayana mengatakan aksi tanam pohon pisang di tengah jalan dilakukan sebagai bentuk protes atas jalan penghubung dua desa tak kunjung dibenahi. Padahal jalan tersebut merupakan akses satu-satunya untuk ke Dusun Kaliantan yang menjadi lokasi Festival Bau Nyale di Lombok Timur.
“Jalan itu sudah lama berlubang dan licin sehingga banyak warga yang jadi korban, jalan itu juga akses satu-satunya menuju lokasi Bau Nyale (di Lombok Timur),” ucapnya pada awak media, Rabu (08/01).
Pihak desa dan masyarakat terus berusaha agar jalan tersebut dapat diatensi oleh Pemerintah Daerah Lombok Timur, pasalnya jalan tersebut telah mengalami kerusakan sejak 2016 silam.
“Semoga apa yang kita perjuangkan dapat diatensi oleh Pemerintah Daerah untuk perbaikannya,” tuturnya.
Sebelumnya, pihak Pemerintah Desa Seriwe telah melayangkan usulan untuk perbaikan kepada PUPR pada 2020 lalu. Namun sampai saat ini diakui Hudayana belum mendapatkan respon dikarenakan terkendala oleh ketersediaan anggaran.
“Sudah kita usulkan tapi belum ada respon karena anggarannya digunakan untuk penanganan Covid-19, semoga tahun ini dapat direspon dan direalisasikan,” ungkapnya. (den)