Mataram (Inside Lombok) – Program NTB Zero Waste masih terus digaungkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Salah satunya dengan melibatkan peserta didik untuk menyukseskan program tersebut.
Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah mengatakan keterlibatan peserta didik dalam pengolahan sampah ini untuk mengubah pola pikir generasi muda soal sampah. Ke depan diharapkan, para peserta didik bisa lebih paham tentang isu lingkungan.
“Karena kita tahu masalah sampah ini masalah mindset. Masalah mindset ini kita mulai dari sekolah, dan kami di Pemprov kan skup-nya SMA/SMK/SLB. Itu yang kami gerakkan,” katanya, Jumat (10/2) pagi.
Ia menambahkan, sejak dua tahun lalu Pemprov NTB sudah mencanangkan sekolah bersih dan sehat terutama tingkat SMA/SMK dan SLB yang menjadi kewenangan. Dalam program ini, kepala sekolah harus lebih kreatif dalam penanganan sampah di masing-masing sekolah. Karena penanganan sampah ini menjadi salah satu indikator penilaian kinerja kepala sekolah di NTB.
“Itu sudah dicanangkan dua tahun yang lalu lebih. Jadi kepala sekolah itu ada 30 persen penilaiannya masalah lingkungan,” ujarnya.
Dengan penekanan tersebut, para peserta didik bisa lebih paham tentang isu lingkungan. Tahu tentang bahayanya membuang sampah sembarangan, tahu caranya bagaimana mewujudkan lingkungan yang asri dan lestari.
Diharapkan, dengan mindset tersebut bisa ditularkan ke keluarga dan lingkungan sekitar. “Karena ini bicara masalah mindset dan anak kita kedepannya. Jadi mereka paham terkait isu lingkungan,” kata Wagub.
Program ini tambah Wagub, sudah mulai berjalan di sekolah misalnya di tingkat SMK. Sekolah yang sudah menjalankan program tersebut rata-rata terlihat lebih bersih dan hijau. “Harus dimulai dari diri sendiri,” terangnya.
Sedangkan di lingkungan kantor Pemprov NTB, Wagub menegaskan sudah menerapkan eco office. Di mana, sampah di masing-masing kantor sudah terkelola dengan baik, sehingga tidak ada lagi sampah yang ditemukan menumpuk di sembarang tempat.
“Sama dengan di Pemprov menerapkan eco office, semua kantornya sudah terkelola. Karena kita menerapkan eco office di Pemprov sejak satu tahun setengah yang lalu,” ungkap Wagub.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Julmansyah mengatakan keterlibatan peserta didik pada acara pilah sampah di Kantor Gubernur NTB Jumat (10/2) pagi tersebut bertujuan untuk mengedukasi. Karena ada banyak praktik-praktik pengolahan sampah yang bisa dilihat oleh para peserta didik di Kota Mataram dan Lombok Barat .
“Ini bagian dari edukasi pilah sampah melibatkan audiens skala besar. Gebyar ini kita memperlihatkan ada banyak praktik-praktik pengolahan sampah sebagai bagian gerakan NTB zero waste,” jelasnya.
Sama halnya dengan pernyataan Wagub, selain memberikan edukasi kepada peserta didik, kegiatan yang digelar juga untuk mengubah mindset. Bahwa sampah yang ada bukan menjadi masalah tapi bisa menjadi berkah selama bisa dikelola dengan baik.
“Siswa-siswa ini kelak akan menjadi dewasa dengan pengetahuan mindset bahwa pilah sampah itu adalah kunci kebersihan maka kelak akan menjadi orang tua yang akan mengajari anak-anaknya melakukan pemilihan,” paparnya. (azm)