33.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaTarif Hotel Jelang WSBK Diminta Jangan Kemahalan

Tarif Hotel Jelang WSBK Diminta Jangan Kemahalan

Mataram (Inside Lombok) – Tarif hotel menjelang perhelatan World Superbike (WSBK) Mandalika 2023 diminta jangan terlalu tinggi. Terlebih kondisi belakangan ini sejumlah harga barang mengalami kenaikan. Dikhawatirkan justru para tamu enggan untuk datang menonton event tersebut jika tarif akomodasi mahal.

Dewan Kehormatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra mengatakan agar pelaku hotel tidak menaikkan tarif kamar hotel. Apalagi jelang WSBK Mandalika pada Maret 2023. Disebutkan, penonton WSBK sebagian besar adalah kalangan menengah, artinya kondisi keuangan terbatas. Lain halnya gelaran MotoGP yang notabene kelas menengah atas.

“Kita juga sudah diatur dalam Pergub tarif kamar hotel, tujuan Pak Gubernur sudah bagus agar tidak timbul kesan wisatawan kabur duluan karena melihat ini mahal,” ujar Lanang, Rabu (15/2).

Belajar dari WSBK sebelumnya agar tarif hotel tidak terlalu tinggi. Karena hal tersebut dibebankan oleh para wisatawan. Misalnya saja wisatawan yang datang ke Lombok-Sumbawa, mereka tidak hanya menghitung tarif hotel. Tetapi transportasi hingga makan minum mereka.

“Sekarang saja harga tiket pesawat masih tinggi, Bali-Lombok saja sudah Rp1,1 juta per orang. Belum penginapan, guide, makan minum, transportasi lainnya,” tuturnya.

Padahal, diharapkan agar para penonton ini tidak hanya menonton WSBK saja. Tetapi mereka juga berbelanja kuliner, oleh-oleh khas daerah. Artinya ada perputaran uang tersebut di NTB dengan banyaknya penonton event WSBK ini. “Kita kan ingin mereka juga habiskan (uangnya) untuk berbelanja kuliner, oleh-oleh khas daerah,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB rata-rata lama menginap (RLM) tamu bulan Desember tahun 2022 sebesar 2,31 hari dan mengalami kenaikan sebesar 0,31 hari dibandingkan RLM bulan November 2022 yang sebesar 2,00 hari. Untuk mendorong hal itu, stakeholder dan OPD terkait perbanyak atraksi-atraksi budaya yang dapat ditonton wisatawan.

“Jadi kalau sekian hari berlibur apa saja aktivitas mereka disini, itu yang mesti diperbanyak,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer