Mataram (Inside Lombok) – Antisipasi penyebaran virus rabies akibat gigitan anjing gila tetap dilakukan setiap tahun oleh Pemerintah Kota Mataram, dalam hal ini Dinas Pertanian. Antisipasi yang dilakukan dengan pemberian vaksin serta sterilisasi anjing.
Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Kota Mataram, drh. Dijan Riyatmoko mengatakan antisipasi yang dilakukan di Pulau Lombok karena kasus rabies di Kota Bima di Pulau Sumbawa sudah banyak ditemukan tahun 2023 ini. Sehingga Pulau Lombok khususnya Kota Mataram saat ini harus lebih waspada. Antisipasi juga dilakukan melalui pintu-pintu masuk ke Pulau Lombok.
“Kalau kasus di Bima sudah ada. Mulai menyebar ke Dompu terus Sumbawa. Di Lombok kewaspadaan tinggi terutama di lalu lintas,” katanya.
Ia mengatakan, vaksinasi tetap dilakukan setiap tahun. Misalnya tahun 2022 lalu Dinas Pertanian Kota Mataram menyiapkan 1.000 dosis. Vaksinasi ini menyasar wilayah-wilayah yang memiliki populasi anjing cukup tinggi. “Di tahun 2021 juga kita vaksin di lokasi yang padat anjing,” kata Dijan.
Selain vaksinasi, langkah antisipasi penyebaran virus rabies dilakukan dengan penurunan populasi anjing. Tahun 2023 ini akan dilakukan kembali dengan cara sterilisasi anjing. “2023 untuk surveillance itu sekitar 300 sampel itu deteksi rabies dan vaksinasi 500 dosis. Karena ini sisa vaksin. Pengadaan tidak ada,” tuturnya.
Populasi anjing di Kota Mataram mencapai 20 ribu ekor. Direncanakan, vaksinasi akan mulai dilakukan pada Mei mendatang. “Ini kan sudah kemarau. Kalau sekarang kan masih musim hujan dan kita masih fokus ke PMK. Kalau sterilisasi ini bulan Juni atau Agustus nanti,” terangnya. (azm)