28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaBuntut Kasus Perundungan, Kepsek SMKN 3 Pujut Tegaskan Larangan Siswa Bawa Handphone...

Buntut Kasus Perundungan, Kepsek SMKN 3 Pujut Tegaskan Larangan Siswa Bawa Handphone ke Sekolah

Lombok Tengah (Inside Lombok)v- Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Pujut, Lombok Tengah (Loteng), Akhirman Akbar menegaskan siswa-sisiwi di sekolah tersebut dilarang membawa handphone. Ia pun menolak disebut lalai dalam mengawasi siswanya membawa gadget ke lingkungan sekolah.

“Kalau di bilang lalai, kami punya aturannya. Ini surat pernyataan siswa ketika masuk di sekolah ini dengan bermaterai enam ribu,” katanya, Selasa (7/3/2023) sambil menunjukkan surat yang dimaksud.

Pernyataan itu disampaikan menyikapi viralnya kasus perundungan di sekolah tersebut. Di mana sekelompok siswi merundung siswi lainnya sambil merekam menggunakan handphone. Terlihat dalam potongan video yang viral tersebut beberapa orang siswi membawa handphone saat melakukan perundungan.

Akbar menjelaskan, pihaknya sudah melarang keras kepada para siswanya membawa handphone ke lingkungan sekolah. Bahkan siswa baru dan orang tua wali menandatangani surat pernyataan kesanggupan mentaati peraturan selama di sekolah.

“Contohnya ini salah satu poinnya, dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran selama menjadi peserta didik di SMKN 3 Pujut sanggup menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku, termasuk tidak membawa handphone selama proses belajar mengajar di sekolah,” ujar Akbar.

Dikatakan, pihaknya selalu melakukan razia di awal pelajaran terhadap para siswa yang membawa handphone ke sekolah. “Di awal pelajar kita selalu razia, tapi kita kecolongan. Kadang anak yang bawa HP ditaruh di jok motor, ditaruh di saku dan macem-macem ” katanya.

Pihaknya pun akan mengatensi terhadap siswanya yang membawa handphone saat berada di sekolah. Terlebih dengan viralnya kasus perundungan yang sempat direkam dari handphone siswa.

“Ini akan menjadi atensi kami selanjutnya, dengan HP ini. Itu yang menjadi biang keroknya dan jari jemari (sampai terjadi perundungan),” tegasnya.

Berdasarkan keterangan yang diterima pihaknya, Akbar menjelaskan kasus perundungan yang terjadi di sekolahnya pada Kamis (2/3) lalu memang berawal dari saling debat antara siswa di grup WhatsApp. Perdebatan itu pun berlanjut sampai ke sekolah, hingga terjadi perundungan di ruang kelas. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer